JAKARTA (BeritaTrans.com) - Kapal pesiar MS Rotterdam diawaki oleh sekitar 600 pelaut. Sebanyak 300 orang di antaranya atau setengah dari jumlah awak adalah pelaut asal Indonesia.Karenanya di kapal yang dapat mengangkut sekitar 1.400 penumpang itu mudah sekali dijumpai sosok-sosok khas Melayu, dengan murah senyum dan ramah dalam menyapa.Salah satunya adalah Rainhard Anthonie, yang ditemui BeritaTrans.com dan tabloid mingguan BeritaTrans di anjungan kapal MS Rotterdam saat sandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Sabtu (20/2/2016) pagi.Pelaut ini merupakan pemegang ijazah Ahli Nautika Tingkat (ANT) V dari BP3IP Jakarta, salah satu sekolah pelayaran di lingkungan BPSDM Kementerian Perhubungan. Di kapal Rotterdam, dia berkedudukan sebagai mualim.Dia megemukakan setelah lulus dari BP3IP Jakarta, melalui email mengajukan surat lamaran ke maskapai pelayaran Holland American Line NV. Maskapai asal Belanda ini merupakan operator kapal MS Rotterdam."Saya dipanggil oleh perwakilan perusahaan di Jakarta. Bukan oleh agen tenaga kerja ya. Dites dan lulus. Resmi menjadi pegawai tahun 2011. Namun sebelum ditempatkan di kapal, saya mengikuti training, yang digelar perusahaan di Cikarang, Bekasi," jelas pria lulusan Sekolah Pendidikan Maritim (SPM) Pembangunan di Kampung Rambutan, Jakarta Timur.Warga Depok, Jawa Barat, ini, mengemukakan bersyukur dapat bekerja di Holland American Line NV. Selain gaji besar dan kesejahteraan bagus, juga perlakuan hangat perusahaan kepada karyawan.Gajinya bila dikurs ke dalam rupiah sebanyak Rp12 juta per bulan. Di luar gaji, masih ada tunjangan - tunjangan lain, seperti kesehatan dan perumahan.Bahkan, dia mengungkapkan perusahaan juga membiayai pelautnya untuk mengikuti berbagai pelatihan dan pendidikan. "Saya pernah mengikuti training Fast Rescue Boat (FRB) di Philipina. Seluruh biaya ditanggung perusahaan," ujar ayah dari dua orang anak itu. (awe)