Pelaut Indonesia Di Kapal MS Rotterdam & MS Amsterdam Bagian Dari Pahlawan Devisa Negara

  • Oleh :

Minggu, 28/Feb/2016 07:54 WIB


JAKARTA (BeritaTrans.com) - Kehadiran kapal pesiar MS Rotterdam dan MS Amsterdam di Pelabuhan Tanjung Priok memberikan nilai tersendiri tentang pelaut Indonesia. Di kedua kapal tersebut, mayoritas kru merupakan pelaut asal Indonesia.Di kapal MS Rotterdam yang tiba Sabtu (20/2/2016), dari 600 kru, ada 300 kru asal Idonesia. Sedangkan di kapal MS Amaterdam, yang datang pada Jumat (26/2/2016), ada 431 kru asal Indonesia dari total 600 kru.Karena mayoritas maka kru asal Indonesia mudah ditemui saat berkeliling di dalam kedua kapal milik Holland America Line tersebut. "Kru asal Indonesia merupakan bagian dari kru terbaik kami," tutur Capt. Jonathan, nakhoda MS Amsterdam.Dia juga mengemukakan adanya kru asal Indonesia merupakan bagian dari keramahtamahan pelayanan kapal. "Saya bangga dengan mereka," ujarnya kepada BeritaTrans.com dan tabloid mingguan BeritaTrans.2016-02-28 07.52.37Fakta itu menjadi bukti bahwa memang pelaut Indonesia merupakan pelaut-pelaut andal, yang tak hanya menjadi jawara di perairan sendiri, tetapi juga di samudera dunia.Mereka menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) profesional, yang menjadi duta bagi Indonesia, sekaligus memberi tambahan kekayaan untuk Indonesia melalui devisa, yang dihasilkan dari waktu ke waktu.Di saat pejabat - pejabat negara sedang tidur nyenyak di peraduan indah, pelaut - pelaut Indonesia bekerja keras dan tanpa diminta terus saja mengalirkan devisa ke pundi - pundi negara. Mereka bekerja di tengah fakta terpisah teramat jauh dengan keluarga, handai taulan dan kawan.Contoh, salah seorang pelaut Indonesia di MS Amsterdam, Oscar. Pria yang bertempat tinggal di Harapan Indah, Kota Bekasi, itu mengaku posisinya selaku dining supervisor digaji 3.000 dolar atau sekitar Rp40 juta/bulan.Dalam satu trip pelayaran, dia bekerja 117 hari atau sekitar 3,5 bulan. Beristirahat di rumah selama 2 minggu, lalu bekerja lagi. Dari Oscar saja, sudah ada belasan ribu dolar setiap 3,5 bulan yang masuk menjadi devisa negara.Lalu apa balas jasa dari negara kepada pelaut? Oscar hanya menyebut jasa Kementerian Perhubungan. "Kami amat dibantu untuk urusan buku pelaut dan sebagainya," ujar lulusan NHI, Bandung, Jawa Barat, tersebut.Oscar dan pelaut - pelaut Indonesia lainnya tentu mestinya tanpa harus meminta, mendapatkan pelayanan dahsyat dari negara. Karena mereka merupakan pahlawan. (Agus W).

Tags :