Bagi Orang Aceh, Ngopi Bisa Selesaikan Berbagai Persoalan

  • Oleh :

Rabu, 16/Mar/2016 10:45 WIB


BANDA ACEH (BeritaTrans.com) - Geliat kehidupan di Aceh selalu saja ditingkahi oleh aksi menyeruput kopi. Dari pagi hingga pagi lagi, keberadaan kopi menjadi wajib."Buat orang Aceh, ngopi seperti makan. Pagi, siang dan sore," tutur Sugiantoro, pria kelahiran Sabang, yang bekerja sebagai Kepala Stasiun Radio Pantai Ulee Lheue, Banda Aceh.Ditemui di Solong Cofee Jalan T Iskandar No.13-14A, Ulee Kareng, Banda Aceh, Rabu (16/3/2016), dia mengemukakan menikmati kopi bahkan menjadi bagian dari aktifitas kerja. "Dari diskusi tentang pribadi, politik sampai bisnis, banyaknya digelar di warung kopi," tuturnya.Pria yang tinggal di Jalan Pelangi, Kampung Mulia, Kecamatan Kuta Alam, tersebut mengutarakan pejabat daerah maupun dari Jakarta, sering harus menyempatkan ngopi di warung, dalam membicarakan berbagai hal, termasuk urusan kedinasan.Dia mengemukakan berbagai masalah berat justru mudah dicarikan solusinya ketika menikmati kopi. Dari berbagai kesempatan menemani pejabat menikmati kopi di warung, ternyata masalah kedinasan bisa lebih cepat dicari solusinya.2016-03-16 10.34.12Karena menikmati kopi merupakan kebutuhan maka di Provinsi Aceh amat mudah mendapatkan warung kopi. Banyak di antaranya buka 24 jam."Pegawai warungnya bekerja secara shift. Bisa sampai tiga shift. Bekerja dari pagi hingga pagi lagi. Bayangkan berapa kilo gram kopi dihabiskan dalam satu hari di satu warung," tuturnya.BeritaTrans.com dan tabloid mingguan BeritaTrans mengamati sebagian besar kedai kopi dipadati oleh pengunjung, termasuk di Banda Aceh dan Sabang.Jarang pengunjung datang sendirian. Minimal berdua. Dan hebatnya, hanya secangkir kopi dihabiskan dalam tempo berjam-jam. Walau demikian, tidak ada teguran dari pemilik atau pelayan kedai terhadap pembeli seperti itu. Karena memang sudah kultur, ngopi menjadi teman diskusi.(agus w).

Tags :