Ferdinan: Formula Penetapan Harga BBM Di Indonesia Tak Relevan Lagi

  • Oleh : an

Selasa, 22/Mar/2016 20:04 WIB


JAKARTA (BeritaTrans.com) - Kebijakan pemerintah dalam regulasi tentang tata cara penetapan harga bahan bakar minyak (BBM) secara periodik tiga bulanan, memaksa pemerintah harus mengevaluasi harga jual BBM pada 1 april mendatang. Formula penetapan harga BBM yang semi liberal mengacu pada mekanisme pasar yang selama ini diterapkan oleh pemerintah sudah saatnya dirubah. "Hal itu dinilai tidak relevan lagi diterapkan mengingat bangsa kita bukan lagi bangsa yang produksi minyak mentahnya mampu memenuhi kebutuhan nasional," kata Direktur Energy Watch Indonesia Ferdinan Htahaen di Jakarta, Selasa (22/3/2016)."Indonesia ini sudah menjadi bangsa importir murni minyak mentah dan BBM. Dengan kondisi tersebut, adalah tidak tepat jika penetapan harga jual BBM mengacu kepada harga pasar," tukas Ferdinan.Indonesia tak layak berkaca kepada beberapa negara produsen minyak terbesarpun seperti Arab Saudi. "Indonesia seharusnya tidak mengacu pada harga pasar dalam menetapkan harga jual BBM di dalam negeri," jelas Ferdinan lagi. Mekanisme penetapan harga jual BBM yang mengacu kepada harga pasar, menurut Ferdinan, lebih banyak membuat ketidak pastian ditengah publik bahkan diinternal pemerintah sendiri. Hambat Energi Terbarukan"Harga jual BBM yang mengacu pada pasar ditengah merosotnya harga minyak dunia justru tidak sejalan dan bertolak belakang bahkan menghambat program di internal Kementrian ESDM yaitu pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT)," papar Ferdinan. Di satu sisi pemerintah melalui kementrian ESDM ingin menggalakkan pengembangan EBT namun ironinya disisi lain harga jual BBM fosil yang semakin rendah justru mengubur program pengembangan EBT. Menurut Ferdinan, pengembangan EBT tentu tidak akan mungkin meningkat bila harga jual BBM Fosil makin rendah. Ini harus jadi perhatian besar bagi pemerintah dalam rangka menyusun kebijakan penetapan harga BBM. "BBM Fosil adalah satu keniscayaan yang akan segera habis dan dunia wajib berpindah ke energi baru terbarukan. Maka tidak ada pilihan meski sudah terlambat, pemerintah harus membuat kebijakan kompeherensif antara harga jual BBM dengan pengembangan EBT," tegas Ferdinan.(helmi)

Tags :