Kemenhub Selesaikan Pembangunan 15 Pelabuhan di NTT

  • Oleh : an

Selasa, 22/Mar/2016 06:29 WIB


JAKARTA (BeritaTrans.com Kementerian Perhubungan menyelesaikan pembangunan 15 pelabuhan yang tersebar di seluruh Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). "Pembangunan beberapa pelabuhan di Provinsi NTT ini merupakan salah satu wujud komitmen Menteri Perhubungan Ignasius Jonan untuk membangun konektivitas di seluruh Indonesia seperti yang diharapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi)," kata Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan (Kemenhub) JA. Barata dalam siaran pers kepada BeritaTrans.com di Jakarta, kemarin.Dengan komitmen tersebut, lanjut dia, Kementerian Perhubungan fokus membangun sarana dan prasarana transportasi yang tidak hanya berpusat di Jawa (Jawa sentris) akan tetapi menyebar ke seluruh pelosok Indonesia (Indonesia sentris) seperti daerah perbatasan, daerah rawan bencana, daerah terpencil, terluar dan terdalam."Kelima belas pelabuhan tersebut adalah Pelabuhan Kandidi Reo, Pelabuhan Potta, Pelabuhan Atapupu, Pelabuhan Larantuka, Pelabuhan Papele, Pelabuhan Lamakera, Pelabuhan Waiwerang, Pelabuhan Terong, Pelabuhan Komodo, Pelabuhan Wuring, Pelabuhan Palue, Pelabuhan Baa, Pelabuhan Naikliu, Pelabuhan Maurole, dan Pelabuhan Kolbano," papar Barata.Dengan selesainya pembangunan 15 pelabuhan di Provinsi NTT, menurut Barata, pemerintah pusat maupun daerah dapat mengembangkan moda transportasi laut baik angkutan penumpang maupun angkutan barang. Masyarakat antarpulau di NTT akan terhubung dan mendapatkan akses yang lebih mudah untuk melakukan perdagangan. Sehingga pada akhirnya keberadaan 15 pelabuhan ini dapat menggerakkan dan menumbuhkan perekonomian masyarakat setempat serta menekan disparitas harga antardaerah.Presiden RI Joko Widodo dalam sebuah kesempatan menyatakan, pembangunan infrastruktur transportasi sebagai konektivitas yang menghubungkan antarpulau dan antardaerah di Indonesia dibutuhkan untuk menumbuhkan perekonomian masyarakat dan menekan disparitas harga antardaerah. Selain itu konektivitas harus diterjemahkan juga sebagai upaya untuk mempersatukan Indonesia yang beraneka ragam suku, budaya dan bahasanya.Konektivitas itu mempersatukan setiap daerah di Indonesia, mempersatukan kita sebagai saudara, dari Aceh bisa terbang langsung ke Kalimantan sampai Papua dan sebaliknya. Konektivitas itu membangun dari pinggiran bukan lagi Jawa sentris tapi Indonesia sentris, tegas Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu. Pembangunan dengan Indonesia sentris tersebut sesuai dengan Nawa Cita ketiga pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.(helmi)