Sektor Perkapalan Akan Menjadi Salah Satu Holding BUMN

  • Oleh : an

Selasa, 29/Mar/2016 05:34 WIB


JAKARTA (BeritaTrans.com) - Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan pembentukan holding BUMN yang kuat agar bisa bersaing di pasar global, seperti halnya BUMN Temasek di Singapura. Pembentukan holding akan menciptakan efisiensi di BUMN sehingga tidak bergantung dari dana APBN.Sementara itu, Kementerian BUMN berencana merealisasikan pembentukan holding pada tujuh sektor BUMN, seiring dengan Peta Jalan BUMN 2015-2019. Dengan demikian, jumlah BUMN akan susut menjadi 85 unit dari 119 BUMN yang ada saat ini.Tujuh sektor tersebut adalah holding logistik dan perdagangan, perkebunan, farmasi, perkapalan, konstruksi dan infrastruktur, tambang, serta pertahanan strategis.Sebagai gambaran, holding konstruksi dan infrastruktur akan meliputi PT Adhi Karya, PT Waskita Karya, PT Hutama Karya, PT Wijaya Karya, PT Nindya Karya, PT Amarta Karya, PT Istaka Karya, PT Brantas Abipraya, PT Virama Karya, PT Indah Karya, PT Yodya Karya, PT Bina Karya, dan PT Indra Karya.Terkait rencana tersebut, mantan Menteri BUMN Tanri Abeng mengatakan Untuk melaksanakan merger antar-BUMN agar terbentuk satu BUMN yang kuat, ada dua cara yang bisa dilakukan di Indonesia. Pertama, cara legal merger. Kedua, cara virtual holding.Cara pertama misalnya dilakukan dengan melebur empat bank jadi satu entitas Bank Mandiri. Sementara itu, virtual holding dilakukan dengan manajemen holding di tangan dewan khusus untuk mempersiapkan diri menuju legal merger. "Legal merger pasti makan waktu, antara opsi setuju dan tidak setuju. Oleh karena itu, perlu dibentuk virtual holding terlebih dahulu," kata Tanri.Dengan virtual holding, manajemen antar-BUMN yang akan dijadikan satu bisa dipelajari. Kemudian, mereka akan menemukan titik agar BUMN ini bisa lebih efisien dan efektif dalam menjalankan bisnisnya.Dari kacamata Tanri Abeng, BUMN yang seharusnya segera dibuat holding atau merger adalah BUMN pupuk dan semen, perkebunan, energi, serta perbankan. "Kunci holding-isasi BUMN sebenarnya ada di menteri BUMN," kata Tanri seperti dikutip kompas.com.Pada 1998-1999, ia sebagai Menteri BUMN berani menyatukan empat bank menjadi Bank Mandiri, yang saat ini menjadi bank terbesar di Indonesia.Menteri BUMN, tambah Tanri, berperan penting dalam memutuskan merger BUMN atau berbentuk virtual holding. Bila berbentuk virtual holding pun, menteri BUMN-lah yang memiliki kunci untuk menunjuk tim semacam direksi khusus yang memiliki kewenangan khusus untuk memfasilitasi legal merger ke depannya.(hel/kom)