Eko Sudarmanto: Jurit Malam, Ternyata Ada Peserta Yang Takut Jalan Sendiri

  • Oleh : an

Sabtu, 16/Apr/2016 13:30 WIB


JAKARTA (BeritaTrans.com) Usia mendekati 50 tahun dan perut sudah buncit, tapi tak menyurutkan para pejabat eselon 2,3 dan 4 Kementerian Perhubungan yang tengah mengikuti Diklat Kesamapataan Aparatur Kementerian Perhubungan Angkatan II Tahun 2016. Diklat ini diikuti 131 orang yang merupakan utusan dari tempat kerjanya masing-masing di seluruh Indonesia.Mereka harus mengikuti seluruh rangkaian program serta jadwal kegiatan yang padat dari pagi sampai malam menjelang tidur, kata salah satu peserta diklat Eko Sudarmanto,M.Pd, M.Mar.E yang juga Kabag Keuangan dan Adminitrasi Umum Poltekpel Surabaya saat dihubungi BeritaTrans.com di Jakarta, Sabtu (16/4/2016).Sejak datang ke Puslatpur 3 Grati mereka harus mandiri, mampu mengurus seluruh kepentingan dan kebutuhan hidupnya. Sejak masuk diklat di Puslatpur 3 Marinir TNI-AL, mereka harus berjalan jauh di jaana yang beek dan licin. Mereka harus membawa seluruh perbekalan masing-masing untuk sampai ke barak. Jaraknya lumayan jauh dari pintu gerbang Puslatpur di daerah Grati, Pasuruan Jawa Timur ini, kata Eko lagi.Grati-3Sesampainya di barak, lanjut dia, mereka para peserta diklat yang di kantor adalah pimpinan dan mempunyai anak buah, harus mengurus hidupnya secara mandiri. Selama diklat, hidup dan tinggal di barak, tanpa kasur dan tidak ada AC. Padahal, iklim di Grati cukup panas, karena memang daerah pantai. Kondisi tersebut makin lengkap, karena di musim hujan ini jalanan becek dan sewaktu-waktu hujan bisa mengguyur dan membahasi seluruh pakaian yang dikenakan para peserta, cetus Eko sambil tersenyum kecut.Semua pejabat Kemenhub diperlakukan sama, yaitu sebagai siswa diklat. Jika ada kebutuhan dan keperluan, harus bisa diselesaikan sendiri. Misalnya ada pakaian sobek atau bolong, maka harus bisa menjahit atau menambal sendiri, papar Eko yang juga alumi Teknik PIP Semarang itu lagi.Grati - tambal bajuSelama diklat ini pula, menurut Eko, semangat dan kebersamaan antar peserta diklat dibangun sedemikian rupa. Suka duka dan semua permalasalahan dihadapi dan diselesaikan bersama. Peserta hidup dan tinggal di barak yang sama. Setiap pagi menjelang apel, harus olah raga paling tidak lari-lari keliling lapangan. Jika melakukan kesalahan, konsekuensinya harus menjalani hukuman, seperti push up, set up atau lari. Jika hendak makan siang, seluruh peserta harus lari cukup jauh dengan bertelanjang dada khususnya bagi kaum lelaki, terang Eko Sudarmanto.Selama mengikuti diklat di Grati, menurut Eko, semua peseta dituntut bisa mandiri, kreatif dan aktif mencari solusi setiap permasalahan yang dihadapi. Salah satu poin utama yang diajarkan selama diklat adalah bagaimana mampu memimpin dengan baik. Selain itu juga mampu menjadi contoh dan teladan sekaligus piawai mencari solusi semua masalah yang dihadapi di lapangan, kilah pria asal Tulungagung Jawa Timur itu.Grati - jurit malamDi Alam Terbuka Saat Jurit Malam Yang tak kalah serunya, menurut Eko, saat jurit malam. Seluruh peserta harus tidur di luar di alam terbuka dengan segala resiko seperti kedinginan, digigit nyamuk atau harus menghindar jika ada binatang buas atau binatang melata yanag membahayakan diri dan teman-temamnya. Kemudian ada berbagai program yang harus dilakukan dan diselesaikan sendiri. Selama jurit malam itulah, para peserta harus berani hidup dan berjalan sendiri. Berani mengambil keputusan dan menyelesaikan masalah yang dihadapi seorang diri, terang pelaut senior ini.Dari jurit malam itulah, tambah dia, ternyata banyak peserta yang takut keluar dan jalan sendirian di malam hari yang gelap. Sementara, salam diklat kesamapataan ini semua harus dijalani sendiri sekaligus menyelesaikan amsalah dan tugas dari para instruktur.Grati - lari siangBanyak kejadian lucu dan aneh selama jurit malam ini. Tapi yang pasti, seluruh peserta yang juga calon Pemimpin Kementerian Perhubungan dituntut berani, terampil dan tangkas dalam menghadapi dan menyelesaikan seluruh masalah. Tapi apa boleh buat, semua harus dihadapi para peserta, urai Eko.Saat kembali ke tempat kerja nanti, akan banyak masalah yang muncul dan harus dihadapi, bahkan kadangkala muncul masalah yang di luat disiplin ilmu atau bidang tugas kita. Tapi, itulah tugas dan tanggung jawab pemimpin Kementerian Perhubungan ke depan. Mereka harus bisa menghadapi dan menyelesaikan masalah yang dihadapiunya, tegas Eko Sudarmanto.([email protected])