Pertanyaan Olimpiade Sains Penerbangan Sulit Terkadang Menjebak

  • Oleh : an

Rabu, 20/Apr/2016 15:15 WIB


JAKARTA (BeritaTrans.com) Ajang Olimpiade Sains Penerbangan 2016 menjadi momentum paling berbahagia bagi ratusan peserta pelajar SMA/ SMK di berbagai daerah di Tanah Air. Event lomba yang digelar Pusbang SDM Perhubungan Udara itu bukan hanya diikuti pelajar dari Jabodetabek, tai juga dari luar daerah seperti Palembang, Yogyakarta, bahkan Jombang, Surabaya dan Bali.Romi Azolla L dan Adhi Wahyu P, dua siswa SMA Muhammadiyah 2 Kota Surabaya Jawa Timur itu sengaja datang untuk mengikuti event nasional, --Olimpiade Sains Penerbangan-- yang baru pertama kali diadakan tersebut. Saya mendapat informasi mengenai Olimpiade Sans Penerbangan dari beberapa guru SMA Muhamamdiyah 2 Surabaya. Atas saran dan masukan, beliau kita diminta untuk ikut dan mempersiapkan secara baik-baik, kata Rommy dalam perbincangan dengan BeritaTrans.com di Gedung Serba Guna Pusbang SDM Perhubungan Udara, Curug, Selasa (19/4/2016) petang.Bagi siswa kelas X itu, dia mengaku sangat surprise dan bangga bisa ikut event Olimpiade Sains Penerbangan ini. Meski sekarang belum berhasil menjadi juara, tapi akan menjadi pengalaman berarti kami kami di masa mendatang. Semoa pada event erupa tahun mendatang kami bisa mengukir prestasi yang lebih baik dana mampu membawa gelar juara bagi sekolah kami, jelas Romy dengan dialek Surabaya yang kental itu."Olimpiade Sains Penerbangan ini menjadi pengalaman unik dan berharga terutama kami peserta dari daerah. Ini bzru pertama kami ikuti, dan langsung loma tingkat nasional. Tentunya kualitas peserta jauh lebih baik," aku Romi dan Adhi itu.Kadek OlimpiadePengakuan serupa juga disampaikan Ni Kadek Ariyani, siswi SMK Dirgantara Denpasar Bali. Dia bersama dua orang teman dan satu guru pembimbing datang dan ikut event Olimpiade Sains Penerbangan dengan harapan bisa meraih prestasi yang terbaik. Tapi apa boleh buat, peserta yang lain jauh lebih hebat dan mampu mengumpulkan nilai lebih baik dibanding kami bertiga, kilah putri Bali tersebut.Menurutnya dia bertiga memang dikirim SMK Dirgantara Bali untuk ikut event Olimpiade Sains Penerbangan untuk menambah ilmu dan pengalaman sekaligus meningkatkan kemampuan dan kompetensi khususya di bidang Matematika, Fisika dan Bahasa Inggris.Tiga bidang studi itulah yang menjadi fokus pertanyaan dalam Olimpiade Sains Penerbangan tahun 2016 ini. Memang banyak peserta yang masih kesulitan mengerjakan soal-soal olimpiade tersebut. Apalagi, lawan-lawan kami sebagian termasuk para juaranya adalah siswa SMA kelas XII atau usai menikuti UN tahun 2016 kemarin, tukas Kadek.Olopiade Peserta terlucuApapun yang terjadi, tambah dia, event Olimpiade Sains Penerbangan 2016 merupakan pengalaman pertama bagi kita siswa SMK Dirgantara Bali. Pada event serupa tahun 2017 mendatang, kami akan berusaha menjadi yang lebih baik. Syukur-syukur biasa juara. Tapi, tekad kami harus lebih baik dibanding tahun ini, cetus Kadek.Matematika dan Fisika TerapanDari pantauan BeritaTrans.com, hampir rata-rata peserta loma Olimpiade Sians Penerbangan cukup kesuitan menjawab dan menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan yang jumlahya mencapai 100 itu. Daro 237 peserta, lebih dari 85% menyelesaikan tugasnya sampai akhir waktu, sekitar jam 12.00. Padahal, mereka sudah mengerjakan soal sejak jam 09.00 tepatnya usai pembukaan Olimpiade Sains Penerbangan yang dilakukan oleh Kapusbang SDM Perhubungan Udara Yuli Sudoso Hastono,SE, S.SiT didampingi Kabid Pendidikan Pusbang SDM Perhubungan Udara Afen Sena,SE M.Si.Olimpiade Para JuaraaKevin Leonardo, sang Juara Umum Olimpiade Sains Penerbangan mengakui, soal-soal yang ditanyakan untuk bidang Matematika dan Fisika jauh lebih sulit dibandingkan soal Ujian Nasional (UN) tahun 2016 kemarin. Kalau soal matematika dan fisika lebih sulit di olimpiade. Tapi, soal-soal Bahasa Inggris lebih mudah dikerjakan, kata siswa kelas XII SMA Mutiara bangsa 3 Jakarta itu.Menurut Kevin, soal-soal matematika dan fisika sifatnya ilmu terapan. Jadi, bukan hanya sekedar menguasai teori, kita harus bisa menghitung dan mengaplikasikannya dengan baik. Oleh karena itu, logika dasar kita harus kuat dan cermat mengerjakan soal, karena sebagian sifatnya justru menjebak. Jika tak hati-hati, meski pertanyaan sepele kita bisa saja salah menjawabnya, tegas Kevin.([email protected])