PT Goodyear Indonesia Produksi Ban Pesawat Terbang, Mobil Balap Sampai Alat Berat

  • Oleh : an

Kamis, 21/Apr/2016 05:57 WIB


BOGOR (BeritaTrans.com) - PT Goodyear Indonesia tidak melirik ban sepeda motor untuk pasar Indonesia. Tapi pabrikan ban ternama di Tanah Air itu telah memproduksi ban untuk pesawat terbang, NASA, mobil balap Nascar, dan ban untuk kendaraan alat berat."Mungkin ada rencana main di sepeda, tapi ini baru obrolan saja. Kalau motor memang sudah pernah main," kata Wicaksono Soebroto selaku General Manager Corporate and Marketing Communication Goodyear Indonesia di Boogor, Rabu (20/4/2016).Dikatakan, pasar ban mobil, mobil balap, bahkan ban pesawat terbang dan mobil balap masih sangat menjanjikan di Indonesia. Oleh karena Goodyear Indonesia akan lebih serius menggarap pangsa pasar yang sudah ada bahkan cukup bersaing dibandingkan pabrikan di kelas yang sama.Sebagai informasi, lanjut dia, Goodyear merupakan salah satu perusahaan ban terbesar di dunia yang mempekerjakan sekitar 66.000 orang dan menghasilkan produknya di 49 fasilitas yang tersebar di 22 negara di seluruh dunia.PT Goodyear Indonesia berdiri di atas lahan seluas 17 hektar di Bogor yang berdiri sejak tahun 1935 dan hingga saat ini masih menjadi satu dari tiga fasilitas lainnya di Asia Tenggara, selain Malaysia dan Thailand. Goodyear Indonesia juga mengekspor produknya ke kawasan lain seperti Eropa, Australia dan Negara ASEAN lainnya. Ban Motor Kurang MenjanjikanGoodyear Indonesia, di Pabrik Goodyear Bogor, tidak memproduksi ban untuk kendaraan roda dua karena produksi ban untuk sepeda motor. Ban kendaraan roda dua itu belum tentu menjadi bisnis bernilai ekonomis tinggi secara global kendati penjualan motor di Indonesia relatif banyak.Goodyear Indonesia sudah pernah memproduksi ban motor pada tahun 1950 namun kini fokus sebagai produsen ban mobil dan ban untuk kendaraan lainnya. "Goodyear pernah punya ban motor pada tahun 50-an," kata Wicaksono serius."Ban sepeda motor? Industri global tidak bisa melihat begitu saja tapi melihat bagaimana nilai ekonomisnya. Jangan-jangan di Indonesia saja yang bagus pasar motornya, di negara lain enggak," tambah Wicaksono lagi.(helmi/ant)