Ahmad Wahid: Taruna Pelaut Harus Dibekali Ship Satety Management

  • Oleh : an

Rabu, 27/Apr/2016 06:30 WIB


JAKARTA (BeritaTrans.com) Direktur PIP Makassar Ahmad Wahid,MT,M.Mar.E menilai perlunya penguatan materi kuliah Ship Safety Management kepada para taruna pelaut di dalam negeri. Materi tersebut akan sangat bermanfaat dan diterapkan saat mereka berlayar menghadapi kemungkinan terjadinya aksi perompakan atau tindak kejahatan lain di tengah laut.Kita sudah membekali para taruna dengan ship saftey management itu. Tapi, untuk pelaut-pelaut senior terlebih yang berlayar di kapal-kapal kecil bahkan tongkang belum semua dibekali dengan kemampuan tersebut, kata Ahmad Wahid kepada BeritaTrans.com di Jakarta, Rabu (27/4/2016).Wahid menyampaikan hal itu saat dimintai komentar dengan aksi perompakan kapal oleh kelompok sparatis Abu Sayyaf, termasuk salah satu alumni BP2IP Barombong, Makassar. Memamg benar, ada salah satu ABK yang disandera Abu Sayyaf adalah alumni BP2IP Barombong. Tapi, mereka sudah lama lulus dan bekerja di kapal, kilah alumni PIP Makassar itu.Mata kuliah ship safety management itu, menurut Wahid, awalnya diberikan karena terinsipirasi maraknya aksi perombakan kapal Indonesia oleh perompak Somalia di Teluk Aden. Atas kasus tersebut, IMO merekomendasikan untuk memperkuat dan membekali para pelaut bahkan sejak taruna dengan kemampuan antisipasi dan deteksi dini kemungkinan menjadi korban perompakan di tengah laut, sebut Wahid.Taruna pelaut generasi baru apalagi yang masih aktif di kampus hendaknya dibekali dengan kemampuan antisipasi dan deteksi ini pada aksi perompakan atau tindak kejahatan laut saat berlayar di tengah laut. Semua itu ada ilmunya dan bisa dipelajari dan diberikan pada taruna sejak awal. Saat mereka berlayar nanti, sudah mempunyai bekal dan bisa melakukan antisipasi dini dari aksi perompakan di laut, papar Wahid.Memang bisa saja kapal-kapal Indonesia menjadi korban perompakan di laut, seperti yang dilakukan kelompok Abu Sayyaf di Filiphina Selatan itu. Tapi, aksi perampokan itu tidak terjadi tiba-tiba. Jika ABK sigap dan mempunyai kemampuan itu, maka aksi tersebut bisa dihindari atau paling tidak digagalkan, kilah Wahid yang juga mantan KKM di kapal asing itu.Intinya, menurut Wahid, pengetahuan dan ketrampilan untuk antisipasi dini pada aksi kejahatan di laut saat berlayar harus diberikan sejak awal. Jangan sampai kasus itu terus terjadi dan menimpa pelaut-pelaut Indonesia. Para pelaut harus mampu mengidentifikasi daerah-daerah rawan perompakan seperti Teluk Eden dekat Somalia, perairan selatan Filiphina atau kelompok Abu Sayyaf dan lainnya. Semua harus diketahui, dan saat berlayar di dekat sana bisa mengantisipasi dengan baik, tegas Wahid.(helmi)