Selalu Over Draft, KSOP Sunda Kelapa Beri Peringatan Keras TB Mitra Bahari 88

  • Oleh :

Jum'at, 29/Apr/2016 07:34 WIB


JAKARTA (beritatrans.com) Kepala Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Sunda Kelapa Letkol Marinir Benyamin Ginting mengaku telah memberikan peringatan keras kepada kapal tug boat TB Mitra Bahari 88. Pasalnya kapal yang menggandeng tongkang bermuatan pasir tersebut selalu datang ke Pelabuhan Sunda Kelapa dalam keadaan over draft alias kelebihan muatan. Kami sudah dua kali memberikan peringatan keras kepada nakhoda kapal TB Mitra Bahari 88 agar tidak lagi mengangkut pasir melebihi kapasitas tongkang dan melebihi garis muat kapal . Kami juga sudah meminta kepada syahbandar pelabuhan asal pemberangkatan untuk tidak mengeluarkan izin berlayar kepada TB Mitra Bahari 88 yang over draft, kata Benyamin Ginting kepada beritatrans.com dan Tabloid Mingguan Berita Trans di Jakarta, Kamis (28/4/2016).Benyamin Ginting mengatakan, over draft sangat berbahaya bagi keselamatan pelayaran. Selain itu, over draft merupakan pelanggaran UU No 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran, khususnya Pasal 117 ayat 1a dan 2d. Juga melanggar Pasal 147 ayat 1.Nakhoda yang tetap melayarkan kapalnya sedangkan dia tahu bahwa kapal tersebut over draft , ancaman hukumannya penjara 3 tahun atau denda Rp400 juta, kata Benyamin.Benyamin menjelaskan, UU Pelayaran mengatur garis muat kapal agar setiap kapal tidak dimuati sekehendak hati pengusaha kapal tanpa memperhitungkan keselamatan kapal, muatan, dan awak kapal serta penumpangnya. ???????????????????????????????Begitu pentingnya garis muat kapal bagi keselamatan pelayaran, organisasi maritim dunia atau International Maritime Organization (IMO) telah mengadopsi International Load Line (ILL) atau Garis Muat Internasional pada tanggal 5 April 1966 dan mulai diberlakukan tanggal 21 Juli 1968 dengan amandemen terakhir 2003. ILL juga disinggung dalan Konvensi Internasional Tentang Keselamatan Jiwa di Laut 1974 atau SOLAS 1974.Berdasarkan konvensi internasional, garis muat kapal memiliki kontribusi besar bagi keselamatan pelayaran sebuah kapal, kata Benyamin Ginting. Apalagi Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dan Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perhubungan Laut selalu menegaskan di berbagai kesempatan bahwa keselamatan dan keamanan bertransportasi menjadi fokus utama Kementerian Perhubungan.Makanya jangan main-main dengan garis muat kapal, tuturnya. (aliy)