Menhub Jonan Minta Pelni Kembangkan Pelayaran Sistem Cluster dan Kapal Cruise

  • Oleh : an

Selasa, 14/Jun/2016 17:01 WIB


JAKARTA (BeritaTrans.com) Menteri Perhubungan Ignasius Jonan meminta manajemen PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) mengembangkan bisnis baru, dengan mengembangkan pelayaran sistem cluster serta melayani pariwisata atau cruise. Pelni masih mempunyai peluang untuk maju, tapi harus kerja serius dan bisa memanfaatkan peluang yang ada.Jika Pelni tak segera bergerak dan mengantisipasi persaingan antar moda transportasi yang kian ketat, maka dalam dua tahun akan habis usaha Pelni, kata Menhub Jonan dalam perbincangan dengan Dirut Pelni Alvien Guntoro usai peninjauan KM Umsini di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Selasa (14/6/2016).Dalam kesempatan itu, Menhub Jonan didampingi Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut (Ditlala) Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Ir. Adolf R.Tambunan, Kepala Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok Drs. Bay M.Hasani serta Kepala Syahbandaran Utama Tanjung Priok Capt. Sahattua P.Simatupang, MM, MH.Peta persaingan ke depan makin berat, meski diakui peluang usaha di Tanah Air bagi kapal-kapal penumpang Pelni tetap ada. Namun, BUMN pelayaran itu harus pandai-pandai memanfaatkan peluang dan kesempatan yang ada. Tentunya harus digarapan secara profesional dan menyinergikan seluruh potensi yang ada.Pelni harus bisa bersaing dalam bidang pelayanan tentunya dengan memanfaatkan peluang usaha yang ada. Lebih baik Pelni mengembangkan pelayaran sistem cluster itu. Melayani jarak pendek, di kawasan tertentu dan bisa lebih cepat kembali ke titip awal untuk mengangkut penumpang lagi, sebut Menhub Jonan.Pelni jangan berharap kembali berjaya untuk angkutan penumpang kapal laut jarak jauh. Kini zaman sudah berubah sangat canggih. Waktu pelayaran lama dan harga juga mahal, sehingga tidak kompetetif di pasar. Pada waktu yang sama, Pemerintah juga mengembangan bandara-bandara di berbagai daerah termasuk di kawasan pelosok. Kalau Pelni tetap pada bisnis semula, akan kalah dengan pesawat terbang yang lebih cepat dan harganya juga bersaing. Pelni harus bisa membangun usaha baru yang lebih menjanjikan, kilah Menhub Jonan yang diamini Direktur Lala Ir.Adolf Tambunan itu.Adofl menambahkan, Pelni dengan potensi dan kekuatan yang ada harus bisa bangkit dan mencari peluang usaha yang berbeda dari entitas bisnis lainnya. Indonesia adalah negara maritim besar dengan 17.000 pulau lebih. Untuk menghubungkan antar pulau itu, maka kapal-kapal Pelni bisa ikut mengambil peran yang signifikan dan menguntungkan, papar dia.Jonan adol dan elvienSistem Zonasi = Cluster PelayaranKalau istilah Menhub Jonan, menurut Adolf, Pelni bisa mengembangkan pelayanan dengan sistem cluster. Kalau menurut istilah saya, Pelni bisa mengembangkan rute pelayaran sesuai zona masing-masing, mulai zona kawasan timur, zona tengah dan zona barat kepulauan Indonesia.Dia mencontohkan, kapal-kapal Pelni bisa melayani pelayaran di daerah Maluku dan Maluku Utara dengan menjangkau seluruh daerah terpencil. Pelni bisa melakukan itu dan didukung sumber daya yang kuat baik infrastruktur kapal serta SDM berpengalaman, tukas Adolf.Daerah lainnya seperti Gorontalo, Sulawesi Utara dan Kepulauan Sangihe Talaud juga bisa dikembangkan. Ada pula daerah Raja Ampat Papua Barat dan Wakatobi Sulawesi Tenggara yang bisa dikembangkan dengan layanan kapal cruise yang bagus. Jika digarap secara profesional, akan sangat menjanjikan untuk digarap secara profesional. Belum lagi daerah Kepulauan Riau, Bangka Balitung sampai Natuna, kata dia.Pelni bisa menggarap pelayaran dengan mengembangkan sistem cluster atau istilah saya dengan mengembangkan sistem zonasi. Kapal-kapal Pelni sangat kompetetif dan bisa disesuaikan dengan kondisi geografis setempat, papar Adolf.Dirut Pelni Elvien Guntoro menyebutkan, Pelni mempunyai 12 kapal ukuran besar. Sedang total kapal yang dioperasikan Pelni sekitar 26 unit, dari berbagai jenis dan ukuran.Ada 12 kapal besar yang dioperasikan Pelni. Kapal tersebut, sebagian sudah dimodifikasi menjadi kapal two in one bahkan three in one. Jadi, kapal penumpang, tapi bisa mengangkut kendaraan bahkan ada petikemas yang bisa membawa kargo, terutama di daerah Indonesia timur seperti Maluku dan Papua, tandas Elvien.(helmi)