Ketua STMT Trisakti: Bottle Neck Di Brebes Menjadi Masalah Besar

  • Oleh : Naomy

Senin, 11/Jul/2016 12:58 WIB


JAKARTA (beritatrans.com) - Ketua Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi (STMT) Trisakti, Tjuk Sukadirman mengungkapkan bahwa peristiwa kemacetan panjang pada puncak arus mudik Lebaran 2016 menyisakan banyak pekerjaan rumah (PR).Manajemen transportasi, menurut Tjuk harusnya diperhatikan betul sebelum tiba puncak arus mudik kemarin."Bottle neck, terutama di Brebes Timur, pasti akan mengakibatkan kemacetan, bila traffic management-nya tidak diperhatikan. Masalah besar itu terjadi saat periode mudik kemarin. Apalagi, tadinya posisi longgar di tengah dan non tol, kemudian menjadi menyatu, tentu saja menjadi padat," jelas Tjuk menjawab beritatrans.com, Senin (11/7/2016).Untuk jangka pendek, menurut Tjuk penerapan traffic enginering seperti rekayasa lalu lintas dan traffic management lalu lintas dengan memerhatikan saat fix season dan peningkatan jalur di lapangan, untuk Cikampek-Brebes, harus dilakukan."Karena walaupun jalan kembali dilebarkan, tidak akan menyelesaikan masalah, semakin lebar semakin banyak kendaraan yang akan melalui jalan tersebut," tutur Tjuk.Antisipasi untuk jangka panjang, pemerintah menurut Tjuk, harus menerapkan kebijakan makro, misalnya mengefektifkan track kereta api untuk perjalanan panjang di Jawa dan luar Jawa."DDT (doubel doubel track) ya, bukan lagi doubel track (DT) saja, dengan begitu kapasitas KA akan semakin besar dan masyarakat dapat memilih menggunakan ular baja itu untuk mudik ke kampung halaman," kata Tjuk.Penerapan ERPTjuk menambahkan, cara lain yang bisa dijadikan alternatif menghindari peristiwa seperti pekan lalu, adalah dengan menerapkan ERP di jalan tol. Dengan begitu pengelola jalan tol tidak lagi direpotkan dengan pembayaran, karena memakan waktu."Dengan cara ini, maka tidak lagi akan ada antrian, karena semuanya sudah tercatat dan membayar pada saat akan masuk tol secara otomatis oleh sistem yang diterapkan," ujar Tjuk.Tentu saja hal ini dapat meringankan saat proses keluar dari tol, karena tidak lagi harus berhenti sejenak, mengalami atrian pembayaran, dan bermuara pada kemacetan lalin, lantaran keluar pada saat bersamaan.Paling tidak, lanjut Tjuk pada pix season berikutnya, diharapkan sudah terjadi perubahan. Hasil evaluasi menjadi bahan untuk memperbaiki sistem dan survey jumlah bangkitan kendaraan bisa menjadi acuan agar tidak lagi terjadi kemacetan."Selain itu, mungkin pengelola tol juga bisa mempertimbangkan pintu keluar selain Brebes Timur, ada Brebes Barat, dan disiapkan juga selatan dan utara untuk menjadi alternatif pemudik," imbuh Tjuk. (omy)