Kisah Panjang Ima Matul TKI Asal Malang Hingga Menjadi Tim Presiden Obama

  • Oleh :

Kamis, 28/Jul/2016 03:15 WIB


PHILADELPHIA (BeritaTrans.com) - "Saya dibesarkan di desa miskin di Indonesia. Pada saat berusia 17 tahun saya dijanjikan bekerja di Amerika sebagai pengasuh anak. Namun selama tiga tahun saya dijadikan pembantu rumah tangga dan disiksa," kata Ima mulai kisahnya."Setiap hari saya mendengar cerita, seperti kisah saya. Namun saya masih punya harapan," tambahnya.Ima pertama datang ke Los Angeles pada tahun 1997 pada usia 17 tahun dan dijanjikan pekerjaan sebagai pengasuh anak dengan upaya sekitar US$150 per minggu."Namun, selama tiga tahun saja menjadi pembantu rumah tangga dan mengalami penyiksaan," cerita Ima Selasa malam waktu Amerika atau dini hari Rabu (27/07) WIB di Wells Fargo Center, Philadelphia, Pennsylvania.Ima baru mengetahui orang yang merekrutnya adalah pedagang manusia saat tiba di Los Angeles.Ia bekerja selama 18 jam satu hari, tujuh hari seminggu, tanpa dibayar dan mengalami kekerasan termasuk dipukul sampai dia harus dibawa ke ruang gawat darurat."Tolong saya, saya tak sanggup lagi"Karena tak bisa berbahasa Inggris, Ima baru memiliki keberanian tiga tahun kemudian dengan memberikan catatan kecil kepada pengasuh anak yang tinggal di sebelah rumahnya, dengan tulisan, "Tolong saya, saya tak sanggup lagi."Tetangganya membawa tulisan itu ke koaliasi penghapusan budak dan perdagangan, Coalition to Abolish Slavery & Trafficking (CAST) di Los Angeles, di mana Ima kemudian ditampung.Melalui organisasi ini, ia mendapatkan pelatihan untuk bekerja serta belajar berbicara dan menulis dalam bahasa Inggris.Malam pertama saat saya bebas, saya langsung telepon ibu dan kami menangis tanpa berkata apa pun," kata Ima saat itu.160727124154_ima_matul_indonesian_activist_usa_640x360_ap_nocreditKeberanian dan upaya Ima membantu para korban perdagangan manusia membuatnya mendapatkan penghargaan dari Presiden Obama dalam acara Clinton Global Initiative pada tahun 2012.Kepada BBC Indonesia, Ima mengatakan tantangan dalam menangani masalah ini adalah, "Kurangnya pendidikan dan kesadaran publik tentang perdagangan manusia," yang memungkinkan pedagang manusia berkeliaran untuk mencari korban.Ia juga berharap akan lebih banyak polisi yang mendapatkan pelatihan khusus untuk menangani kasus perdagangan manusia.Karena tak bisa berbahasa Inggris, baru tiga tahun kemudian, Ima minta bantuan.Saat ini Ima menjadi pegiat di CAST dan juga organisasi Mentari yang didirikan bersama penyintas kekerasan seksual Shandra Woworuntu.Berkat kerja keras dan perjuangannya, pada awal tahun ini Ima Matul dan rekannya Shandra Woworuntu, yang juga penyintas perdagangan manusia, diangkat sebagai dua dari 11 anggota gugus tugas untuk memantau dan memberantas perdagangan manusia di Amerika dan dunia atau The Presidents Interagency Task Force to Monitor and Combat Trafficking in Persons (PITF).Gugus tugas presiden yang pertama itu akan bertugas selama dua tahun dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Obama. Prioritas tugas tim ini adalah memperkuat aturan hukum, memberi saran mengenai pendanaan layanan bagi korban, mencegah perdagangan manusia dan meningkatkan kesadaran masyarakat.Bagaimana mencek tawaran kerja palsu?Seperti halnya Ima, Shandra datang ke Amerika Serikat karena dijanjikan pekerjaan di hotel namun kemudian terjebak menjadi budak seks sebelum akhirnya menyelamatkan diri.Shandra yang datang pada 2001, empat tahun setelah Ima, melakukan advokasi di sejumlah sekolah di Indonesia untuk meningkatkan kesadaran agar tak terjebak janji muluk para pedagang manusia.Terkait kisah Shandra ini, sejumlah pembaca BBC termasuk Sekar Garini menanyakan bila ada tawaran kerja di luar negeri bagaimana menyikapinya dan Michael Ridwanullah yang bertanya bagaimana sampai punya keberanian mengangkat ceritanya.Shandra mengatakan, "Alangkah baiknya dicek kebenaran mengenai agen tenaga kerja, tidak ada biaya agen (yang harus dikeluarkan) dan keterangan mengenai visa dan pekerjaan harus jelas, juga jangka waktu kerja, gaji dan alamat pekerjaan serta nomor kontak yang bersangkutan."Menjawab pertanyaan Michael, Shandra mengatakan, "Diperlukan waktu bertahun-tahun untuk mengangkat cerita saya. Saya memutuskan mengangkat cerita saya karena saya ingin memberikan informasi dan mengangkat kesadaran terkait perdagangan manusia di tengah komunitas kita agar tak terjebak dalam situasi seperti saya."Shandra berkunjung ke Indonesia beberapa kali dan mengangkat ceritanya di sekolah-sekolah di Jawa dan Sumatera agar para remaja lebih berhati-hati dengan berbagai tawaran kerja di luar negeri. (della/sumber: bbc.com).

Tags :