JAKARTA (BeritaTrans.com) Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) menyambut baik sikap Dirut Pelindo II akan menyesuaikan tarif bongkar muat petikemas (Container Handling Chargres - CHC)Terminal 3 dengan tarif CHC di TPK Koja dan JICT.Sekum DPD ALFI DKI, Adil Karim mengatakan Selasa (2/8/2016), kalau tarif CHC Terminal 3 diseragamkan dengan tarif di Koja dan JICT diharapkan kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok akan mereda.Pasalnya, kata Adil, kemacetan terjadi sejak kapal NYK Line dan Maersk Line pindah ke Terminal 3 dari TPK Koja dan JICT diduga karena tatif CHC di Terminal 3 hanya USD 73 /kontainer 20 feet. Sementara di JICT dan Koja USD 83/kontainer 20 feet.Sedang Terminal Handling Charges (THC) yang dibayar pemilik barang melalui pelayaran USD 95/ kontainer 20 feet. THC meliputi CHC yang dinikmati terminal petikemas + surcharges yang dinikmati pelayaran.Dengan demikian bila sandar di Terminal 3, pelayaran mendapat surcharges USD 95 -73 = USD 22/kontainer. Sedang jika dandar di JICT atau Koja pelayaran hanya menikmati surcharges USD 95-83 = USD12/ kontainer 20 feet.Adil menduga karena adanya selisih surcharges USD 10 inilah NYK Line dan Maersk Line pindah dari JICT dan Koja ke Terminal 3.Tapi di siisi lain fasilitas Terminal 3 belum memadai untuk disandari kapal kapal besar seperti NYK dan Maersk Line. Seperti gate in dan gate out hanya satu. Selain itu kedua kapal tersebut memiliki jadwal closing time pada hari yang sama (Sabtu). Itu sebabnya Pelabuhan Priok macet setiap akhir pekan, ujar Adil."Kita berharap jika Pelindo Ii menyeragamkan tarif CHC di Terminal 3 dengan tarif JICT dan Koja kapal besar tidak memaksakan diri sandar ke Terminal 3 demi selisih surcharges USD 10/kontainer. Tapi masuk ke terminal yang lebih siap fasilitasnya," tuturnyaDirut PT Pelindo II Elvyn G Masassya seperti dikutip Bisnis Indonesia mengatakan dalam waktu dekat tarif CHC di Terminal 3 akan disesuaikan dengan tarif CHC di JICT mau pun TPK Koja, katanya.(wilam)