Dirut KCJ: Integrasi Antar Moda Sudah Mendesak

  • Oleh : Naomy

Kamis, 11/Agu/2016 15:43 WIB


JAKARTA (beritatrans.com) - Direktur Utama PT Kereta Api Commuter Jabodetabek (KCJ) Muhammad Fadhil mengungkapkan bahwa integrasi antarmoda sudah mendesak dan diharapkan segera direalisasikan.Untuk itu butuh dukungan Badan Pengelola Transportasi JabodetaBek (BPTJ) untuk mendorong terealisasinya integrasi antarmoda tersebut."Saat ini dari berbagai moda, KRL (kereta rel listrik) berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) 2015, baru menyerap 10 persen dari total pergerakan di Jabodetabek," jelas Fadhil di sela-sela FDG yang diselenggarakan BPTJ di Jakarta, Kamis (11/8/2016).Dari data BPS tersebut, sepeda motor masih ambil bagian terbesar penyumbang kemacetan dan kesemrawutan di jalan raya.Saat ini menurut Fadhil, penumpang KCJ mencapai 885.642 per harinya, dengan 897 pergerakan.Integrasi yang sudah berjalan, lanjut Fadhil, terjadi di stasiun Manggarai dan Tebet, dengan bus Transjakarta. Selain itu juga di stasiun Juanda. Untuk di stasiun Kota, integrasi kurang berjalan karena kondisi fasilitas yang tersedia.Penutupan Lintasan SebidangSelain integrasi antarmoda, Fadhil juga menyinggung terkait perlintasan sebidang. Menurutnya hal ini bisa dilakukan dan dapat meningkatkan integrasi antarmoda juga."Misalnya di Duren Kalibata, ini bisa juga dimanfaatkan dengan ketersediaan bus Transjakarta dan menutup perlintasan sebidang," kata Fadhil.Menurut rencana, sebanyak 18 titik perlintasan sebidang, akan segera ditutup dimulai dari Stasiun Senen, Duren Kalibata, dan Pasarminggu.Kepala BPTJ Elly Adriani Sinaga mengapresiasi perkembangan yang terjadi pada KCJ yang mampu menyerap jumlah penumpang di Jabodetabek."Integrasi dibutuhkan untuk meningkatkan Jumlah penumpang angkutan umum yang saat ini masih di bawah 50 persen," kata Elly. (omy)