Archandra Dan Jiwa Nasionalisme Seorang Anak Bangsa

  • Oleh : an

Selasa, 16/Agu/2016 08:35 WIB


JAKARTA (Beritatrans.com) - Setelah sekitar 3 hari, status kewarganegaraan Archandra Tahar Menteri ESDM, dipergunjingkan publik, akhirnya malam hari ini 15 Agustus 2016, Pemerintah secara resmi telah mengumumkan pemberhentian Archandra dari jabatannya selaku Menteri ESDM RI ."Pemberhentian Archandra oleh Pemerintah , secara hukum dapat dimaknai , Pemerintah mengakui bahwa Archandra benar telah menjadi warga negara Amerika" ujar Sofyano Zakaria, Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik , Puskepi di Jakarta, Selasa (16/8/2016).Kasus Archandra, lanjut dia, pada hakekatnya adalah terkait dengan pupusnya semangat nasionalisme pada diri putra bangsa."Rasa bangga menjadi putra bangsa Indonesia, sudah nyaris tergerus oleh sikap materialistis, sehingga membuat ada putra putri negeri ini, yang rela menukar kewarganegaraannya dengan kewarga negaraan asing", jelas Sofyano.Kita sebagai putra bangsa, papar dia, pantas bangga dengan kentalnya nasionalismenya. "BJ Habibie yang walau sering ditawarkan menjadi warga negara Jerman tetapi beliau tetap bangga menjadi putra bangsa Indonesia," tutur Sofyano lagi.Di masa kini , nasionalisme tidak lagi menjadi ruh pada raga anak bangsa. "Sehingga dengan mudah seseorang menanggalkan nasionalisme hanya karena uang harta dan jabatan," tambah Sofyano.Pupusnya nasionalisme bukan hanya terjadi pada kasus menanggalkan ke warga negaraan Indonesia dan beralih ke kewarga-negaraan asing , tetapi juga pada sikap perilaku dan moral yang tidak nasionalis.Berbulu Domba"WNI yang bermoral WNA lebih berbahaya dari WNA sesungguhnya. Ini sama halnya dengan Serigala berbulu domba," terang Sofyano.Mereka yang mendukung dan ikut memberikan jalan sehingga bangsa luar bisa leluasa menguasai sumber daya alam dan ekonomi bangsa ini, mereka itu adalah orang yang tidak memiliki nasionalisme dan ini lebih berbahaya dari WNA itu sendiri," urai Sofyano.Nasionalisme, menurut Sofyano, adalah jiwa yang sempurna yang selalu berniat berfikir berbuat bagi kepentingan, kejayaan dan kemuliaan bangsa. "Bukan buat dirinya sendiri atau kelompok dan golongan nya. Mereka yang berbuat untuk kepentingan sendiri, itu adalah orang yang tidak nasionalis," kilah Sofyano.Mereka yang meninggalkan negeri ini karena alasan materialis termasuk yang melarikan diri dari jerat hukum dan beralih menjadi warga negara asing, pantas untuk dicemooh."Seharusnya mereka itu punya rasa malu untuk datang ke negeri yang sudah mereka lecehkan. Harusnya Pemerintah melarang orang yang semacam ini tidak boleh injakan kakinya lagi ke negeri ini," tegas Sofyano.(helmi)