Pesawat Jet Pribadi Bakal Laris Manis

  • Oleh :

Selasa, 23/Agu/2016 19:46 WIB


private-jet-crew-1JAKARTA (BeritaTrans.com) - Bisnis penjualan pesawat jet pribadi di Indonesia diprediksi bakal tumbuh pesat, seiring dengan rencana pemerintah melonggarkan aturan pelaksanaan kegiatan pesawat bukan niaga di Tanah Air. Juru Bicara Dassault Falcon Jet Leithen Francis mengatakan Indonesia memiliki pasar yang prospektif untuk pesawat jet pribadi. Pasalnya, Indonesia menjadi salah satu negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara. Apalagi, perusahan-perusahaan besar itu berada di luar Pulau Jawa, sehingga angkutan udara itu sangat vital. Selain itu, mereka juga menginginkan perjalanan udara dengan standar VIP dan mengedepankan privacy, katanya seperti dikutip bisnis.com, Selasa (23/08). Kendati demikian, lanjut Francis, kegiatan pesawat jet pribadi khususnya asing di Indonesia selama ini diatur terlalu terbatas oleh Kementerian Perhubungan selaku regulator. Hal ini berbeda jika dibandingkan dengan aturan di negara lainnya. Dia mencatat jumlah pesawat jet pribadi yang ada di Indonesia pada tahun lalu tumbuh 16%, dari sebelumnya 45 unit, menjadi 52 unit. Dari total pesawat itu, hampir 50% pesawat memiliki registrasi di luar Indonesia atau non-PK. Jadi, banyak yang menyayangkan dengan aturan yang terbatas itu, dan menjadi persoalan bagi foreign investor ketika berkunjung ke Indonesia. Mereka kan juga ingin melihat hal lainnya, apakah itu terkait pertambangan, perkebunan maupun pariwisata, tuturnya. Oleh karena itu, Francis menyambut positif rencana pemerintah untuk memperbolehkan pesawat jet pribadi asing untuk melakukan penerbangan domestik, atau terbang dari satu bandara ke bandara lainnya di wilayah Indonesia. Dia memperkirakan jumlah pesawat jet pribadi di Indonesia bakal tumbuh 10% pada tahun ini. Namun, lanjutnya, tidak menutup kemungkinan bahwa jumlah pesawat jet pribadi itu tumbuh mencapai 15%-20%. Saya sangat optimistis Indonesia bakal menjadi negara dengan jumlah pesawat jet pribadi terbanyak di Asia Tenggara pada tiga tahun mendatang, menyusul Singapura yang saat ini berada di posisi puncak, tuturnya. (della).

Tags :