Martin Goller Pilot Terbaik Lulusan STPI Curug Ingin Bergabung Ke Garuda Indonesia

  • Oleh : an

Selasa, 06/Sep/2016 21:26 WIB


TANGERANG (Beritatrans.com) - Martin Goller adalah salah satu pilot lulusan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) yang akan diwisuda, Kamis (8/9/2016). Martin adalah lulusan pilot dengan nilai tertinggi di Prodi Penerbang STPI.Pria kelahiran Denpasar, Bali tahun 1994, itu berhasil menjadi pilot dsengan nilai tertinggi atau IPK 3,64. Dia menjadi siswa penerbangan Angkatan 66 Alphadan masuk April tahun 2013. Tapi karena kendala teknis, dia baru menyelesaikan pendidikannya tahun 2016 ini.Siswa penerbang Angkatan 66 Alpha semula 30 orang, kemudian mundur satu orang. Tapi, dari jumlah tersebut yang sudah menyelesaikan program pendidikan dan siap diwisuda sebanyak 27 orang. Selebihnya mereka adalah siswa penerbang Angkatan 66 Bravo sehingga jumlahnya menjadi 41 orang pilot.Menjadi pilot sudah menjadi cita-cita dan impian sejak lama. Setelah menyelesaikan pendidikan SMA Santo Joseph Denpasar Bali, tahun 2013 ia bersama beberapa teman pendaftar menjadi siswa penerbangan. Yang lolos seleksi sampai lulus ada dua orang, termasuk saya, kata Martin dalam perbincangan dengan Beritatrans.com di STPI Curug, Selasa (6/9/2016).Selama beberapa tahun menjalani pendidikan dan latihan (diklat) di Kampus STPI Curug, banyak suka duka yang dialami. Termasuk harus antre untuk latihan terbang, karena jumlah siswa dengan pesawat latihnya tidak seimbang. Butuh kesabaran dan perjuangan keras, termasuk belajar tekun di Kampus STPI ini, jelas Martin.Tapi, itulah suka duka dan perjuangan untuk sukses. Seperti pesan ayahnya di Denpasar dulu, untuk menjadi orang sukses butuh perjuangan keras dan latihan tekun dengan disiplin tinggi. Semua itu telah dia jalani dan dibuktikan sampai siap diwisuda Kamis lusa, tukas Martin lagi.Sampai kini, lanjut Martin, dia sudah mengantongi 161,25 jam terbang. Termasuk terbang solo dan terbang mutual masing-masing ke Bandar Lampung dan Cilacap Jawa Tengah. Martin Goller2Terbang Pertama 14 Oktober 2014Saat itu, saya terbang pertama 14 Oktober 2014. Ya luar biasa, itulah pengalaman pertama saya menerbangkan pesawat sebagai siswa penerbangan di Kampus STPI, beber putra pasangan Michael Goller dan Enni Harini itu.Waktu terus berlalu, dan jam terbang yang dikantongi makin banyak. Sampai berani terbang solo, baru tanggal 14 November 2015. Butuh waktu sekitar setahun untuk bisa terbang solo, kisah Martin didampingi Kepala Jurusan Penerban STPI Capt. P.F. Roy Nainggolan itu.Semula, dia tak tidak menyangka akan menjadi lulusan terbaik di kelas penerbang. Saya hanya belajar giat dan berbuat yang terbaik, tentunya dengan standard keselamatan yang tinggi. Mulai di simulator sampai terbang dengan pesawat sebenarnya sudah saya lakukan dengan baik. Kalau soal nilai, itu terserah instruktur, papar Martin.Diakui Martin, sampai sekarang belum ada maskapai yang menawarkan untuk bergabung dengan mereka. Tapi, saya inginnya bergabung dengan Garuda Indonesia atau Indonesia AirAsia. Tapi, soal kerja entahlah nanti. Yang penting berusaha dan bekerja yang terbaik, terang Martin.Semoga semua berjalan lancar. Meski peluang kerja sebagai pilot masih terbuka luas. Namun perjuangan keras harus dilalui, termasuk dengan bersaing dengan para pulot muda lainnya. Belum lagi saya mengambil rating, yang tentunya butuh biaya mahal. Tapi, biarkan waktu berjalan dulu, tegas Martin.(helmi)