Distribusikan BBM Ke Daerah Terpencil Pertamina Justru Sering Dilupakan

  • Oleh : an

Selasa, 13/Sep/2016 17:11 WIB


JAKARTA (Beritatrans.com) Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik Indonesia (Puskepi) Sofyano Zakaria mengatakan, PT Pertamina dan jajarannya harus bekerja keras untuk mengatasi pasokan bahan bakar minyak (BBM) ke wilayah terpencil, seperti Wamena, Papua dan daerah lain di Indonesia. Kerja keras dan sulit itu hendaknya juga bisa dilakukan badan usaha lain yang bergerak di bidang migas, sehingga ada kesetaraan dan keadilan.Bagaimana dengan swasta? Tidak ada yang berminat bisnis BBM di wilayah remote seperti itu. Swasta yang didukung petinggi, infonya hanya mau berbisnis BBM di tempat yang basah seperti di Jawa dan kota-kota besar lainnya, kata Sofyano menjawab beritatrans.com di Jakarta, Selasa (13/9/2016).PT Pertamina yang terus berupaya memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) masyarakat terpencil patut diacungi jempol. Untuk menjangkau konsumen di daerah pedalaman Papua misalnya, Pertamina harus menggunakan pesawat terbang. Selama ini BUMN migas itu nyaris luput dari perhatian public, kalau tak ada masalah seperti kecelakaan pesawat Trigana Air tadi pagi, papar Sofyano lagi.Pemerintah dan Pertamina telah bekerja keras untuk melayani penyaluran BBM ke wilayah terpencil yang sulit dijangkau karena tidak ada sarana transportasi. Swasta pelaku bisnis BBM sudah pasti tidak mungkin tertarik berbisnis di wilayah itu. Mereka dengan segala dayanya hanya akan mengincar bisnis BBM di daerah basah saja yang sudah pasti untung, ujar Sofyano.Menurut dia, rakyat harus menyadari ini dan mesti memberi dukungan kepada BUMN milik pemerintah ini. Pemerintah pun jika terpaksa memberi izin kepada swasta untuk berbisnis BBM di wilayah basah di kota besar, maka harus mensyaratkan mereka juga berbisnis BBM di wilayah terpencil di Indonesia Timur. Jika pemerintah menyetujui swasta hanya berbisnis BBM di wilayah basah, maka publik pasti menilai ada oknum pemerintah yang dapat sesuatu dari swasta dari persetujuan itu. Inilah yang harus diperbaiki ke depan. Resiko bisnis itu bukan hanya untung, tapi juga berani memanggung seriko jelek sekaligus seperti halnya Pertamina di Wamena itu, sebut Sofyano.Pesawat Membawa BBM dan SembakoSeperti ditehaui, pesawat Cargo Trigana Air Service PK-YSY dengan Pilot Capt. Jatmiko, Co Pilot Joshua dan FOO (teknisi) Iwan, Selasa (13/9/2016) WIT mengalami insiden tergelincir akibat gagal landing di Bandara Wamena. Pesawat naas tersebut dikabarkan bermuatan sekitar 14.913 ton berupa BBM, beras dan gula, sementara kecepatan angin diperkirakan 20 knot.Akibatnya, jika pesawat Trigana Air itu tak segera dievakuasi dampaknya sangat buruk. Bisa jadi akan mengganggu pasokan dan distribusi BBM serta bahan kebutuhan atau sembako ke rakyat, pinta Puskepi. Semakin ama proises evakuasi pesawat, makin besar pula dampak negative yang akan dirasakan rakyat di daerah Wamena dan sekitarnya. Distirbusi BBm dan sembako daerah ini mengandalkan angkutan udara. Jika run way tertutup badan pesawat, sama saja tak ada distribusi barang ke msyarakat, tegas Sofyano.(helmi)