Bogor Kedua Terburuk Sedunia Bagi Pengendara, Walikota Bima Arya: Ada 4 Penyebab

  • Oleh :

Jum'at, 16/Sep/2016 22:46 WIB


BOGOR (BeritaTrans.com) - Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto tak menepis hasil survei Waze perangkat lunak navigasi dan lalu lintas Android. Bogor mendapatkan predikat sebagai kota dengan pengalaman berkendara terburuk di dunia - urutan kedua setelah Cebu, Filipina."Survei Waze tetap harus kita perhatikan. Bagaimanapun itu ada datanya. Jangan disangkal. Memang Bogor masih macet, dan di beberapa ruas tambah macet. Tahun lalu masih di bawah Bandung dan Denpasar. Tahun ini lebih buruk. Ini penting untuk kerja lebih keras lagi terutama reformasi angkutan kota," ujar Bima saat dikonfirmasi terkait hasil survei Waze tersebut, Jumat (16/9).Pasalnya, dalam survei tersebut indeks kepuasan pengendara di angka tertinggi 10, Bogor mencatatkan indeks 2,1 dengan ranking 185 dari 185 kota di dunia. Indeks kemacetan 3,2, kualitas jalan 2,6 dan ekonomi sosial 1,1.Sedangkan Kota Cebu, Filipina menempati ranking pertama dengan indeks kepuasan 1,1 atau terburuk, dari hal kualitas jalan, lalu lintas dan keselamatan. Di peringkat ke-3 ada San Salvador di El Salvador.Meski Bogor terbagi dalam dua wilayah administratif yakni Kota dan Kabupaten, Bima tak menampik predikat terburuk di maksud Waze adalah kota yang dipimpinnya. Sebab, berdasarkan data yang diperoleh Bima ternyata benar Waze melakukan survei di Kota maupun di Kabupaten Bogor."Waze melakukan survei di 12 lokasi di Kota Bogor (Sholeh Iskandar, Yajur, Kebon Pedes, Martadinata, Dewi Sartika, Sawojajar, Padjadjaran, Lawanggintung, Merdeka, MA Salmun, Mayor Oking) dan di 1 lokasi Kabupaten Bogor (Ciawi, Gadog)," katanya.Ia menjelaskan penyebab utama Bogor kerap mendapat predikat negatif terkait perkotaan maupun lalu lintasnya ini karena kepadatan kendaraan yang semakin tak terkendali."Ada empat faktor penyebab utama yakni pertama sebandingnya pertumbuhan kendaraan sebesar +13% sementara pertumbuhan jalan 0,1% pertahun. Kedua pengguna jalan yang kurang disiplin, ketiga hambatan samping antara lain Pedagang Kaki Lima (PKL) dan keempat karena parkir liar," ujarnya.Maka dari itu, hasil survei tersebut akan dijadikan pijakan untui melakukan sejumlah penanganan. "Untuk jangka pendek, kita akan tempatkan personil pengawasan pengendalian penjagaan dan pengaturan (wasdalgatur). Penertiban serta penegakan hukum lalu lintas dan PKL. Membangun infrastruktur fly over di Jalan RE Martadinata, percepatan lanjutan pembangunan tol Bogor Ring Road (BRR) serta penataan perparkiran," ungkapnya.Selain itu, untuk jangka menengah dan panjangnya akan melakukan percepatan pembangunan Ring Road Regional (R3) untuk distribusi lalu lintas jalan raya Tajur."Tak hanya itu sejumlah fly over lainnya yakni fly over kebon pedes dan MA Samun akan dibangun dan tak hanya itu pentingnya melakukan percepatan re-routing dan pengembangan koridor transpakuan dengan konversi angkot 3:1," jelasnya.Seperti diketahui, dalam survei tersebut dibeberkan pula ada enam indikator pada indeks kepuasaan pengemudi dunia berdasarkan Waze. Yakni, tingkat frekuensi kemacetan lalu lintas, kualitas infrastruktur jalan, keselamatan pengemudi (kecelakaan, jalan rawan kecelakaan dan cuaca), pelayanan pengemudi seperti akses mudah ke SPBU dan parkir, sosial ekonomi, dan Wazeyness, tingkat pertolongan dan kebahagiaan komunitas Waze. (della/sumber beritasatu.com).

Tags :