Membingkai Hari Maritim Dari Perspektif Sejarah

  • Oleh : an

Jum'at, 23/Sep/2016 06:27 WIB


JAKARTA (Beritatrans.com) - Sejarah merupakan kejadian yang terjadi pada masa lampau yang disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan berbagai peristiwa. Dalam perjalanan sebuah bangsa tentunya sejarah memiliki arti yang sangat penting. Dari sejarahlah kita akan mengetahui berbagai peristiwa masa lampau yang telah terjadi. Dengan mengetahui sejarah tentunya kita akan memiliki pijakan untuk dapat melakukan sebuah pembangunan. Dalam hal ini khususnya dalam pembangunan maritim Indonesia, sejarah memiliki andil penting dalam peristiwa-peristiwa yang terjadi. Polemik agenda Hari Maritim Indonesia menjadi salah satu agenda yang cukup santer dibicarakan. Munculnya tanggal 21 Agustus sebagai Hari Maritim Indonesia merupakan kesesatan yang muncul dipublik tanpa bukti otentik yang bisa dipertangung jawabkan. Tentunya hal tersebut menjadi sebuah polemik di era maritim. Untuk itu perlu banyak ahli-ahli sejarah mengeluarkan statemen mengenai hari maritim nasional. Dengan kesesatan sejarah yang ada menandakan dalam pembangunan maritim Indonesia saat ini tidak berpijak pada sejarah yang ada.Jika kita membuka kembali Surat Keputusan No 249 tahun 1964, Presiden Soekarno menetapkan 23 September menjadi Hari Maritim. Hal ini menjadi sahih karena saat itulah Musyawarah Maritim pertama kali yang di gelar di sekitar tugu tani saat ini. Hal ini perlu banyak dipublikasi dan diperingati dengan massif agar masyarakat luas tau yang sebenarnya mengenai hari maritim nasional. Bagaimana ingin membangun maritim jika sejarah musyawarah maritime pertama kita lupakan. Ini menjadi evaluasi sekaligus koreksi bagi seluruh elemen bangsa. Harapannya dengan masifnya berbagai publikasi mengani hari maritime nasional, menjadikan bangsa ini lebih kenal dengan sejarah maritimnya. Selamat Hari Maritim Nasional Jayalah Maritim Indonesia.(Ahlan Zulfakhri, ST-Sekjen APMI)