Oleh : an
JAKARTA (Beritatrans.com) Kepala Pusat Pengembangan (Kapusbang) SDM Perhubungan Udara, BPSDM Perhubungan M.Basuki Mardiyanto meminta pilot-pilot muda Indonesia termasuk alumni STPI Curug bekerja keras dan meningkatkan profesionalismenya. Masalah utama pilot muda sekarang adalah masih minimnya jam terbang mereka dan belum mempunyai rating khususnya untuk pesawat jet.Jangan semua pilot muda mengincar terbang di pesawat jet dan maskapai penerbangan berjadwal, selama mereka belum memiliki rating yang pasti. Terbang dulu di pesawat-pesawat kecil, sambil berjalan mengambil rating sesuai keinginan dan peluang kerja yang ada, kata Basuki menjawab Beritatrans.com di Jakarta, kemarin.Dikatakan, saat ini banyak pilot muda yang belum kerja. Disebut-sebut ada 500 orang pilot nasional belum terserap dunia kerja. Data Kementerian Perhubungan, saat ini ada 16 flying school di Indonesia dan hanya dua milik Pemerintah, yaitu STPI Curug dan BPPP Banyuwangi. Di sisi lain, banyak pilot-pilot asing yang masuk dan bekerja di Indonesia. Pilot-pilot asing itu mau terbang d pesawat kecil dan masuk ke penerbangan perintis dan daerah terpencil Indonesia. Mereka kerja untuk menambah jam terbang, meski bayaran minim. Itulah sebabnya mengapa masih banyak pilot asing di Indonesia, terutama di rute-rute perintis dan pesawat kecil, kilah Basuki.Kini Ditjen Perhubungan Udara sudah membuat aturan yang membatasi pilot-pilot asing yang bekerja di Indonesia. Mereka maksimal terbang di Indonesia sampai dua tahun. Kini, masa kerja mereka sudah akan habis dan harus kembali ke negerinya. Saat itulah pangsa kerja pilot dalam negeri semakin besar termasuk para lulusan flying school di dalam negeri, sebut Basuki.Dalam waktu satu-dua tahun ke depan, Basuki optimis peluang kerja pilot di Indonesia akan meningat dratis. Hal itu sejalan dengan habisnya masa kerja pilot asing di Tanah Air. Mereka akan habis batas waktu kerjanya di Indonesia selama dua tahun. Sebagai gantinya, maskapai harus mau mempekerjakan pilot-pilot dalam negeri, papar Basuki.Kendati begitu, tambah dia, pilot dalam negeri termasuk alumni STPI Curug tetap harus profesional. Mereka sudah mengantongi monimal 250 jam terbang, jika perlu sudah mempunyai rating sesuai jenis pesawat yang dimiliki dan dioperasikan maskapai penerbangan di dalam negeri.Alumni STPI Tinggal 31 Orang PilotSebelumnya, Capt. Ferry HSB, salah satu instruktur pilot STPI Curug mengatakan, sejak ada beberapa maskapai nasional bangkrut maka pangsa kerja pilot di Tanah Air makin berat. Konsekuensinya, mereka harus profesional mempunyai jam terbang tinggi serta rating sesuai jenis pesawat yang dioperasikan maskapai tersebut.Banyak pilot senior dan sudah mempunyai rating ikut berebut kerja di daam negeri. Mereka itu mau tak mau akan bersaing dengan pilot muda yang baru lulus. Implikasinya, banyak pilot muda yang belum terserap dunia kerja sampai sekarang, kata Ferry kepada beritatrans.com.Dukaui Ferry, pilot lulusan STPI Curug sudah banyak terserap dunia kerja. Mereka banyak terserap di maskapai berjadwal seperti Garuda Indonesia, Indonesia AirAsia, Sriwijaya Air termasuk di Balai Besar Kalibrasi Penerbangan Indonesia. Sampai saat ini, hanya tersisa 31 pilot lulusan STPI yang belum terserap dunia kerja, termasuk mereka yang diwisuda awal September 2016 lalu. Jadi, tidak semua pilot yang belum kerja itu adalah lulusan STPI, tandas pilot salah satu maskapai nasional itu.(helmi)