Pelabuhan Patimban Ditargetkan Mulai Operasi Juli 2019

  • Oleh :

Kamis, 24/Nov/2016 17:25 WIB


JAKARTA (beritatrans.com) - Kementerian Perhubungan menargetkan Pelabuhan Patimban sudah beroperasi atau soft opening pada Juli 2019. Pembangunan kontruksinya sendiri direncanakan mulai Januari 2018.Rencana tersebut terungkap dalam sambutan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang dibacakan oleh Sekretaris Jenderal Perhubungan Laut Sugihardjo dalam Focus Group Discussion (FGD) tentang Peran dan fungsi Pelabuhan Patimban dalam konsep Hub dan Spoke yang digelar oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut di Jakarta, Kamis (24/11/2016)."Pembangunan Pelabuhan Patimban akan dibangun dalam 3 tahap pembangunan. Tahapan konstruksi akan dimulai pada bulan Januari 2018, soft opening pada bulan Juli 2019, dan ditargetkan rampung secara keseluruhan pada tahun 2027 dengan kapasitas total mampu menampung kontainer sebanyak 7,5 juta TEUS, dan kendaraan sebanyak 500.000 CBU," katanya.Total dana untuk membangun pelabuhan ini sekitar Rp43,22 Triliun. Terdiri dari pembangunan tahap I (Phase 1) sebesar Rp17,63 Triliun, tahap I (Phase 2) sebesar Rp14,16 Triliun, tahap II sebesar Rp7,58 Trilliun, dan tahap III sebesar Rp3,86 Triliun.Sementara untuk proporsi pembiayaan pembangunan Pelabuhan Patimban, berasal dari loan 71% untuk breakwater, pengerukan, reklamasi, dermaga dan seawall, trestle, dan Jalan Akses. Kemudian 19% dari APBN untuk lahan kurang lebih 360 Ha dan pajak 10%, serta Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) sebesar 10% untuk peralatan dan pengoperasian.Adapun tujuan Pembangunan Pelabuhan Patimban adalah untuk menekan biaya logistik dengan mendekatkan pusat produksi ke outlet pelabuhan serta menekan penggunaan BBM dan meningkatkan utilisasi truk, memperkuat ketahanan ekonomi dan menyediakan backup outlet pelabuhan, menurunkan tingkat kemacetan di Ibukota dengan memindahkan sebagian trafik angkutan berat ke luar wilayah, serta menjamin keselamatan pelayaran dan area eksplorasi migas.IMG-20161124-WA0050Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Ir. A. Tonny Budiono, MM, menjelaskan dalam pemilihan lokasi Pelabuhan Patimban telah didasarkan pada hasil Studi Pra Feasibility Study (FS) dan FS tahun 2015. Lokasi ini dinilai paling layak ditinjau dari aspek transportasi, hukum dan kelembagaan, teknis, lingkungan, keselamatan pelayaran dan migas.Ke depannya pelabuhan ini dapat memberikan alternatif akses laut terdekat dari kawasan sentra industri sekaligus melengkapi fungsi New Priok Port sebagai pelabuhan internasional," kata Dirjen Tonny.IMG-20161124-WA0051Para pembicara FGD ini antara lain Direktur Kepelabuhanan, Mauritz H.M. Sibarani, Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Juga perwakilan dari asosiasi yaitu Asosiasi Forwarding dan Logistik Indonesia (ALFI/ILFA), dan Asosiasi Badan Usaha Pelabuhan Indonesia (ABUPI). (aliy)