Direktur PIP Makassar: Taati SOP Pengasuhan dan Perketat Pengawasan!

  • Oleh : an

Minggu, 15/Janu/2017 16:04 WIB


MAKASSAR (Beritatrans.com) - Direktur PIP Makassar H.Ahmad Wahid, ST, MT didampingi pejabat ketarunaan melakukan peninjauan dan pemeriksaan pada taruna, instruktur dan dormitory di kampus PIP Makassar, Minggu (151/2016). Peninjaun taruna dan instruktur ke dormitory itu dilkakukan untuk memastikan semua berjalan sesuai prosedur dan tidak ada pelanggaran hukum dan UU di dalam kampus PIP Makassar.Dalam pemeriksaannya ke dormitory taruna dan taruni di Kampus II PIP Makassar, Jl. Salodong, Kelurahan Untia, Wahid menekankan pada seluruh jajaran pegawai yang terlibat dalam kegiatan pengasuhan taruna dan taruni di lingkungan PIP Makassar agar senantiasa mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP) dan melakukan pengawasan yang melekat dalam pelaksanaan kegiatan pengasuhan.Taruna dan taruni adalah amanah yang dititipkan oleh orang tuanya untuk dididik menjadi tenaga profesional dibidang kepelautan yang kelak akan menjadi pahlawan-devisa bagi negara. Selain itu juga menjadi salah satu elemen motor penggerak perekonomian bangsa. Seyogyanya kita yang mendapat titipan dan amanah tersebut dapat secara ikhlas, penuh dedikasi dan totalitas dalam melaksanaan pembinaan, jelas Wahid.Menurutnya, Pembantu Direktur III bidang Ketarunaan beserta Kepala Pusat Pembinaan Karakter PIP Makassae dan seluruh struktur pelaksanaan pengasuhan seperti Perwira Dinas, Perwira Jaga, Pengasuh, Pembina Taruna, Perwira Kompi, Kepala Unit Olah Raga dan Seni, Kepala Unit Psikologi, Kepala Unit Kesehatan, serta Kepala Sub Bagian Ketarunaan selaku Regulator harus secara proaktif dan senantiasa bersinergi dalam pelaksanaan pengasuhan.Lebih lanjut, Ahmad Wahid menyampaikan pentingnya membangun pola kekeluargaan dan kebersamaan dikalangan taruna dan taruni PIP Makassar dalam menjalani kehidupannya di kampus. Terkhusus bagi taruna yang memiliki adik tingkat (senior), maka perilaku dan pendekatan "senioritas" harus diluruskan agar tidak berimplikasi negatif dalam berinteraksi dengan adek-adek tingkatnya. Belajar dari kejadian yang menimpa salah seorang taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta, menurut Wahid, maka kegiatan ekstra kurikuler yang bertujuan mengembangkan kreatifitas, bakat serta minat taruna harus pula dapat menumbuhkan rasa kebersamaan, kekeluargaan, dan kasih sayang antar taruna.Jangan sampai kegiatan esktrakurikuler justru menjadi ajang kekerasan dan aksi balas dendam antar taruna senior dan junior. Ini yang harus dihindarkan, tutup Ahmad Wahid.(syahrir/helmi)