Pesawatnya Ditolak Mendarat, Menlu Turki Naik Mobil Ke Rotterdam

  • Oleh :

Minggu, 12/Mar/2017 07:21 WIB


DEN HAAG (BeritaTrans.com) - Pemerintah Belanda melarang pesawat terbang yang mengangkut Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu untuk mendarat di Rotterdam pada Sabtu (11/3/2017).Penolakan itu terkait isu emigrasi dan pernyataan Presiden Turki Tayyip Erdogan yang menganggap kalau negara anggota NATO adalah sisa peninggalan Nazi," seperti yang dilansir dari Reuters.Erdogan menyatakan hal tersebut karena menduga kalau pihak Barat berada di balik usaha kudeta militer yang gagal terjadi pada Juli lalu.Setelah pesawatnya ditolak mendarat, Cavusoglu melakukan perjalanan ke Rotterdam melalui jalur darat, seperti yang diberitakan oleh Anadolu.Pada minggu lalu, kedatangan Cavusoglu di Austria, Swiss, dan Jerman, juga ditolak. Ia datang ke negara-negara tersebut untuk bertemu dengan penduduk Turki demi melancarkan kampanye Erdogan dalam pemilihan presiden pada 16 April mendatang.Setelah mendapat penolakan di Jerman, Cavusoglu lalu memberi pernyataan melalui Kedutaan Turki. Dalam pernyataannya, ia mengatakan kalau negara Eropa memperlakukan penduduk Turki seperti sandera.Saya mengirimkan mereka untuk berkontribusi pada sektor ekonomi, kata Cavusoglu, saat diwawancara oleh CNN Turki. Mereka bukan sandera. Jika kunjungan saya memberi tekanan, hadapi saja. Saya seorang menteri luar negeri, saya bisa pergi kemana saja, lanjutnya.Pernyataan Cavusoglu tentu saja menyulut kritik dari politisi Belanda, salah satunya ialah dari politisi anti-Islam, Geert Wilders.Untuk seluruh penduduk Turki yang sepakat dengan pernyataan Erdogan, silakan angkat kaki dan jangan pernah kembali, tulis Wilders melalui cuitannya pada Rabu (8/3).Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, juga mengatakan kalau ancaman Cavusoglu untuk memberi sanksi ekonomi dan politik kepada Belanda membuat pihaknya semakin sulit untuk berkoordinasi dengan Turki.Menteri Luar Negeri Turki sudah memberi pernyataannya. Kami tidak bisa bernegoisasi dengan Turki di bawah ancaman tersebut. Jadi kami memutuskan agar ia tak usah datang, kata Rutte.Setelah Belanda, Cavusoglu dijadwalkan untuk berkunjung ke Perancis pada Minggu (12/3).