Sebagian Besar Kapal Pesiar Pakai Teknologi Jadul Pengolahan Limbah

  • Oleh :

Selasa, 21/Mar/2017 13:31 WIB


JAKARTA (BeritaTrans.com) - Semakin banyak kapal laut yang melintasi lautanbaik kapal pesiar, kapal kargo, kapal pembawa kontainer--potensi bencana lingkungan juga terbuka.Kasus terbaru saat kapal pesiar Caledonian Sky menabrak terumbu karang di wilayah perairan Indonesia pada 4 Maret 2017. GPS dan sistem radar tidak mampu membimbing Caledonian Sky saat berlayar di perairan dangkal dan menabrak area terumbu karang di Raja Ampat seluas hampir 1.600 meter persegi.Selain ancaman terhadap terumbu karang, aktivitas pelayaran di kapal pesiar juga berpotensi membahayakan ekosistem di samudera luas. Dengan ribuan turis berlayar dengan kapal pesiar, volume limbah yang langsung dibuang ke laut berkontribusi pada kerusakan kehidupan laut.Dalam catatan kelompok lingkungan hidup Friends of the Earth, banyaknya makanan dan minuman yang disajikan untuk tamu kapal pesiar akan menghasilkan 25.000 galon limbah setiap hari dari toilet. Selain itu, 170.000 galon air beracun dari kamar mandi dan binatu karena pemakaian sampo, deterjen, dan lain-lain.Friends Earth menemukan sebagian besar kapal pesiar modern tidak memiliki sistem pengolahan limbah yang canggih. Bahkan lebih dari 40 persen kapal pesiar masih mengandalkan teknologi pengolahan limbah yang berusia tiga dekade atau sudah jadul. "Sistem pengolahan kuno ini menyisakan kotoran, bakteri, logam berat dan bahan pencemar lain yang berbahaya dalam air," ujar pernyataan Friends of the Earth seperti dikutip tempo.co. (lia).