Cadet Asal STIP, Iqbal Ardiansyah: Mabuk Laut Sampai Bertemu ABK Asal Tegal di Spanyol

  • Oleh : an

Senin, 27/Mar/2017 20:02 WIB


JAKARTA (Beritatrans.com) Berlayar ke berbagai belahan dunia saat praktik laut (prala) bagi cadet tak semuanya menakutkan dan menjemukan. Saat kapal sandar, mereka bisa bermain ke darat, mengunjungi berbagai objek iwsata bahkan bertemu dan menginap di mess pelaut Indonesia di mancanegara.Banyak pengalaman menarik saat prala di kapal Anthony Veder (AV) asal Belanda. Selain belajar pengetahuan teknis mengenai kapal saat berlayar, ternyata banyak hal menyenangkan yang bisa kita nikmati, kata Iqbal Andriansyah, taruna tingkat IV STIP dalam perbincangan dengan Beritatrans.com di Jakarta, Senin (27/3/2017).Iqbal naik ke kapal AV sekitar Juli-Agustus 2015 dan turun kapal Agustus 2016 silam. Banyak duka duka selama setahun prala, mulai yang paling sulit sampai menyenangkan bahkan kesan tak terlupakan di negeri seberang.Hari pertama naik kapal AV, sempat mabuk laut dan belum bisa bekerja di atas kapal. Namun, berikutnya perlahan mulai bisa beradaptasi bahkan mengikuti praktik di atas kapal dengan baik, kata Iqbal yang juga taruna Nautika STIP itu.Sebagai cadet di kapal, menurut dia, kita diperbantukan di berbagai bidang dan tugas di kapal. Rolling tugas di kapal itu diperlukan, agar kita bisa memahami semua tugas dan fungsi di kapal dengan baik. IMG-20170327-WA0098Selama prala, kita langsung dibina dan diawasi oleh perwira di atas kapal. Apa tugas kita dan bagaimana cara mengerjakan semua diajari. Mulai yang paling ringan sampai terberat. Itulah romantika cadet di atas kapal, jelas calon nakhoda itu lagi.Selama prala di kapal AV, menurut Iqbal, ia sempat berpindah kapal. Awalnya kapal gas tanker AV berlayar di daerah Amerika Latin. Pada enam bulan berikutnya, berganti kapal dan berlayar di daerah Eropa Barat. Jadi, hampir semua musim pernah saya alami selama berlayar, baik musim dingin atau panas. Bedanya, saat musim dingin ombak di laut justru lebih besar dan para pelaut harus ekstra hati-hati, aku Iqbal.Saat berlayar di Eropa Barat, lanjut Iqbal justru saat musim panas. Beberapa negara sempat disinggapi kapal AV di Eropa, mulai Belanda, Spanyol, Inggris dan lainnya. Saat kapal sandar, kita sempat bermain di beberapa kota pelabuhan di benua dingin tersebut, terang Iqbal.IMG-20170327-WA0111Bertemu ABK Kapal Ikan Asal TegalSatu hal yang menarik dan tak terlupakan saat prala. Saat sandar di Spanyol dan para ABK bermain ke darat dan bertemu ABK asal Indonesia. Mereka kerja di kapal ikan dan banyak berlayar di Eropa. Saat itu, kita ditanya, Anda dari Indonesia? Dengan senang hati kita jawab Ya. Kita kadet sedang prala di kapal AV kata Iqbal singkat.Dari pertemuan dengan orang daerah Tegal Jawa Tengah itu, perbincangan makin hangat. Kalau di kapal harus berkomunikasi dengan bahasa Inggris, saat di Spanyol kita bisa bercakap-cakap dengan Bahasa Indonesia dengan para ABK kapal ikan itu.Senang rasanya. Saat jauh di negeri sebarang, bisa bertemu orang Indonesia. Kebetulan orang dari Tegal, kampung halaman nenek moyangku. Serasa bertemu kawan yang lama meninggalkan kampung halamannya, aku Iqbal, yang merupakan putra blasteran Jawa (Tegal)-Buton itu.Akhirnya, saya sempat diajak bertandang ke mess AKB asal Indoensiia itu di Spanyol. Mereka bercerita, dia dan kawan-kawan lama bekerja di kapal ikan. Dan menjadi kebiasaan sejak lama, ABK asal Indonesia di Spanyol mempunyai mess yang cukup baik. Bila ada saudara atau teman dari Indonesia, bisa singgah bahkan menginap di mess itu. Meski jauh di Eropa, serasa di kampung halaman sendiri, kenang Iqbal.Teman ABK asal Tegal itu bercerita, ia sudah lama bekerja di kapal ikan itu. Dalam setahun, ada waktu off tiga bulan, dan mendapatkan fasilitas tiket untuk pulang ke Indonesia. Dulu, kita sempat mengajak keluarga, karena kapal setiap minggu sandar ada waktu off, meski kini sudah tak bisa lagi, kata Iqbal menirukan.Dia menambahkan, kerja sebagai pelaut memang berat dan butuh ketrampilan dan perjangan ekstra keras. Tapi tidak semua sedih dan tak bisa bertemu teman atau saudara di seberang sana. Rasanya kita bertemu tetangga sendiri, dan itu terjadi nun jauh daratan Eropa sana.Selama prala bersama perusahaan AV asal Belanda banyak negara dikunjungi dan pengalaman baru yang menarik. Uniknya, di Eropa ternyata tidak sulit menemukan orang Indonesia, termasuk ABK kapal-kapal ikan yang ramah bersahabat. Kita bisa berteman dan akrab dengan sesama orang Indonesia di negeri seberang, tandas Iqbal.(helmi)