Capt. Syariful: PIP Semarang Mendapatkan Approval DP Master dari Nautical Institute Inggris

  • Oleh : an

Senin, 27/Mar/2017 17:31 WIB


JAKARTA (Beritatrans.com) Chairman The Nautical Institute Branch Indonesia Capt. Syariful Alamsyah Lubis, MBA, M.Mar mengatakan, kantornya pusatnya di London, Inggris memberikan pendampingan dan sertifikasi bagi lembaga diklat unutk menggelar Diklat DP Master termasuk di Indonesia, yaitu di PIP Semarang. Kampus pelaut di Kota Semarang itu membuka diklat DP Master setelah mendapatkan approval dari The Nautical Intitute yang berpusat United Kongdom atau Inggris. Tentunya mereka akan diaudit dan diawasi agar standar diklat mereka tetap sesuai dengan ketentuan The Nautical Institute, London, Inggris.PIP Semarang sudah mendapatkan approval dan berhak menggelar Diklat DP Master setalah mendapatkan sertifikat dari The Nautical Institute United Kingdom. Kasus serupa bukan hanya di PIP Semarang, tapi juga lembaga diklat pelaut lain di berbagai belahan dunia, kata Capt. Syariful Alamsyah Lubis menjawab Beritatrans.com di Jakarta, Senin (27/3/2017).Menurutnya, pemegang DP Master akan tetap digunakan dan dibutuhkan bukan hanya di Indonesai tapi juga di belahan dunia lainnya. Profesi mereka cukup langka dan dihargai dengan tinggi seperti di Timur Tengah misalnya, jelas Capt. Syariful usai peresmian dan seminar The Nautical Instutute itu.Capt. Peter Moeller dari The Nautical Institute menambahkan, sertifikat DP Master bukan hanya bisa bekerja di kapal-kapal tanker atau offshore. Tapi mereka juga bisa kerja kapal lain karena kapal-kapal generasi terbaru membutuhkan keahlian khususnya seperti pemegang sertifikat DP Master tersebut.Lesunya kapal-kapal offshore dan kapal tangker yang dipicu oleh anjloknya harga minyak dunia, menurut Capt. Moeller tak akan berlangsung selamanya. Jika sudah sampai ke titik nadhir, tentu akan kembali bangkit dan harga minyak dunia kembali ke posisi normal. Saat itulah kompetensi DP Master akan dibutuhkan lagi, kata pelaut kawakan itu.IMG-20170327-WA0152DP Master Masih Dibutuhkan di Timur TengahCapt. Syariful menambahkan, di Timur Tengah nakhoda di kapal offshore mendapat gaji US$750 per hari. Atau saat ini, masih berkisar US$18.000 per bulan. Di kawasan tersebut (Timur Tengah) pelaut dengan kompetensi DP Master masih banyak dibutuhkan. Gaji mereka relatif tinggi sebagai pelut profesional, aku alumni AIP Jakarta angkatan XII itu lagi.Kalau bicara gaji pelaut profesional, menurut Capt. Syariful, termasuk dari Indonesia masih tinggi dibandingkan profesi lainnya. Saat ini, ada sekitar 5.000 perwira pelaut asal Indonesia. Mereka bekerja di kapal-kapal asing dan internasional. Jika di kapal asing, gaji mereka masih lumayan tinggi, sesuai standar internasional, papar Capt. Syariful.Meskipun di Indonesia, tambah dia, gaji nakhoda masih Rp30 juta lebih. Jumlah itu masih layak meski untuk pelaut level dibawahnya masih harus diperjuangkan. Gaji pelaut itu sesuai jenis dan ukuran kapal. Selain itu juga posisi mereka di kapal. Untuk perwira, tentu berbeda dibandingkan anak buah kapal (ABK) biasanya, sebut Country Chairman SMTC Indonesia itu.Untuk menjaga dan mengawasi haji dan kesejahteraan pelaut di Indonesia, menurut Capt. Syariful, menjadi tugas dan tanggung jawab bersama. Mulai Pemerintah, asosiasi, dunia usaha serta para pelaut sendiri. Mereka harus terus meningkatkan profesionalisme dan jangan mau bekerja asal-asalan, tanpa kontrak dan lainnya. Bagi pelaut legal, gaji dan kesejahteraan mereka tentu akan lebih terjamin dan sesuai kontrak kerja mereka, tegas Capt. Syariful Alamsyah Lubis.(helmi)