Reaktivatisi Rel Peninggalan Belanda Tak Seluruhnya Bernilai Ekonomi

  • Oleh : Naomy

Kamis, 01/Jun/2017 07:48 WIB


JAKARTA (BeritaTrans.com) - Rencana reaktivasi seluruh rel kereta api yang akan dilakukan Kementerian Perhubungan melalui Ditjen Perkeretaapian dinilai tidak efektif.Hal itu lantaran menurut Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (Maska) Hermanto Dwiatmoko, tidak seluruh rel mati itu berdampak ekonomi."Reaktivasi jalur kereta api peninggalan Belanda memang sangat strategis, namun tak semua jalur tersebut layak secara ekonomi dihidupkan kembali," ujarnya di Jakarta, Rabu (31/5/2017) malam.Saat ini total panjang rel peninggalan Belanda di Jawa dan Madura mencapai 1.600 kilometer (km) lebih. Rencananya akan direaktivasi seluruhnya secara bertahap hingga 2030. "Ini kan ada rencana menghidupkan semua, ini kurang realistis, karena harus ada skala prioritas," ujar Hermanto.Kebutuhan biayanya juga tidak sedikit. Dibutuhkan dana puluhan triliun rupiah untuk menghidupkan rel-rel mati tersebut. "Apalagi saat ini, sudah banyak bangunan yang berdiri menyerobot tanah di atas rel," katanya.Dia mencontohkan jalur ke Pangandaran butuh biaya sangat besar. Namun begitu posisinya berada sejajar dengan jalan raya dan ada alternatif moda darat. Berbeda dengan Cianjur-Padalarang yang tidak jalan raya tidak sejajar, sehingga banyak orang membutuhkan."Harus diakui, meski tanah di atas rel mati berstatus tanah negara, juga bukan perkara mudah untuk melakukan pembebasan lahannya," imbuh mantan Dirjen Perkeretaapian itu. (omy)