Ini Respon Pekerja Migas Terhadap Susunan Direksi Pertamina yang Baru

  • Oleh : an

Rabu, 14/Feb/2018 05:03 WIB


JAKARTA (BeritaTrans.com) - Pemegang saham PT Pertamina (Persero) yaitu Kementerian BUMN menggelar Rapat Umum Pemegang Saham RUPS, Selasa (13/2/2018). Hasilnya menetapkan jajaran direksi Pertamina yang baru.Mereka anggota Pertamina yang baru meski secara prinsip tidak ada perubahan yang berarti Dirut Elia Massa Manik.-Direktur Utama: Elia Massa Manik-Direktur Keuangan: Arief Budiman-Direktur Hulu: Syamsu Alam-Direktur Pemasaran: Muchamad Iskandar-Direktur Manajemen Aset: Dwi Wahyu Daryoto-Direktur Pengolahan: Toharso-Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko: Gigih Prakoso-Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia: Ardhy N. Mokobombang-Direktur SDM: Nicke Widyawati-Plt Direktur Pemasaran Retail: Muchamad Iskandar -Plt Direktur Logistik, Supply Chain, Infrastruktur: Nicke Widyawati.Namun banyak pihak yang skeptis terhadap personel dan susuan direksi BUMN migas yang baru tersebut. Bahkan selama setahun terakhir pendapatan dan keuntungan Pertamina justru turun.Faisal Yusra, Presiden Konfederasi SP Migas Indonesia (KSPMI) mengatakan, mencermati konstelasi yang berkembang seputar pergantian Direksi Pertamina tersebut.FFaisal Yusra kspmiPekerja Migas"Banyak pihak termasuk Pekerja Migas/Pertamina menjadi pertanyaan bila pergantian Direksi Pertamina yang terjadi di Pertamina adalah Pergantian Rezim Direksi yang ke-9 selama 15 tahun," kata Faisal dalam surat terbuka KSPMI kepada Menteria BUMN Rini Soemarno tersebut.UU menegaskan dalam keadaan normal penugasan direksi BUMN adalah 5 tahun. Bisa dibayangkan pergantian yang begitu sering menunjukkan ada yang salah dalam penetapan Direksi Pertamina."Apakah itu masalah kinerja maupun kompetensi figur yang tidak tepat, atau kebijakannya tidak pas," tanya Faisal lagi.Sebagai salah satu personal yang pernah bertanggungjawab mengelola Business Process di Pertamina, adalah menjadi pertanyaan. Pemborosan Nyata ?"Bila Direksi Pertamina bertambah banyak sampai 11 orang, seperti yang diberitakan akhir-akhir ini tanpa adanya perubahan proses bisnis yang signifikan. Ini dapat disimpulkan sebagai bentuk pemborosan yang nyata," papar Faisal.Demikian pula bila Direktorat Pemasaran yang direncanakan silo-silo menjadi Direktur Pemasaran lndustri dan Direktur Pemasaran Retail ditambah Direktur Logistik/ Perkapalan. "Ini akan mengganggu banyak hal di lapangan karena kenyataannya sumbernya satu sektor dan pengaturan masing-masing direktorat dengan KPI masing-masing akan menimbulkan masalah besar di area supply & distribusi," terang Faisal.Hal yang sama, menurut Faia, dahulu telah pernah terjadi di saat BBM dan LPG memiliki KPI terpisah. Perlu effort yang sangat besar untuk membuat keduanya bersinergi. Padahal kedua sektor itu masih dalam naungan satu direksi. Bisa dibayangkan betapa runyamnya bila tiga sektor yang bersentuhan langsung memiliki masing-masing direksi dan masing-maisng KPI/target. "Kalau sudah pernah memiliki pengalaman yang tidak baik di masa lalu mengapa harus diulangi," tanya Faisal diplomatis.(helmi)