Investigasi Kecelakaan KNKT Bukan Berdasarkan Data Statistik Belaka

  • Oleh : an

Jum'at, 19/Okt/2018 16:09 WIB


JAKARTA (BeritaTrans.com) - Analisa Kakorlantas dan Kaditlantas Kaltim sebelumnya menganggap bahwa setiap kecelakaan di jalan raya pasti diawali dengan pelanggaran. Jadi upaya yang dilakukan adalah melakukan razia di jalan secara massive. Data yang ditampilkan saat itu di forum adalah jumlah tilang yang dihasilkan setiap minggu. Bagi mereka itulah prestasi."Namun giliran saya presentasi memaparkan, baru mereka terkejut dan mengakui analisa saya benar dan selama ini tidak ada yang berfikir kesana," kata investigator KNKT Achmad Wildan, ATD, MT kepada BeritaTrans.com di Jakarta, Jumat (19/19/2018).Sebelumnya, Wildan diundang untuk memberika materi mengenai keselamatan transportasi di Balikapapan Kaltim. Hadir dalam forum tersebut para pejabat seperti Dirlantas Polda Kaltim, Dishub Kaltim, Organda, operator transportasi dan lainnya.Kalau KNKT mengambil kesimpulan dalam satu investigasi kecelakaan, menurut Wildan, bukan berdasarkan data statistik. "Tapi berdasarkan faktor sebab akibat dalam hal ini menggunakan yang disebut Reason Model atau sering disebut Swiss Cheese Model," jelas Wildan.Jadi sebuah kejadian, menurut, dia, akan ditarik benang merahnya ke belakang, bagaimana prosedur dan regulasinya. "Mari kita perhatikan dengan seksama, pengemudi bus/truk, darimana mereka belajar mengemudi," papar Wildan.Menurut dia, dari temannya, dari mana temannya belajar mengemudi dari temannya juga. "Ada tidak tidak buku pedoman belajar mengemudi. Truk Mercedes atau Hino yang dijual bebas di toko buku dan dijadikan pedoman buat orang belajar, tak ada," tanya Wildan. Kalau begitu, kilah dia, bagaimana semua pengemudi bus dan truk kita bagaimana mereka bisa disebut kompeten? Saat memperoleh SIM, bagaimana cara memperoleh SIM?"Semua bisa ditelusuri guna mengukur sejauhmana kompetensi seorang pemudi bisa diuikur dan diketahui," tandas Wildan.(helmi)