Pembangunan Proyek Tol Trans Jawa Harus Tetap Mengakomodir Kearifan Lokal

  • Oleh : an

Selasa, 13/Nov/2018 19:28 WIB


JAKARTA (BeritaTrans.com) - Pembangunan jalan tol termasuk Trans Jawa hendaknya tetap menjaga dan mengakomodasikan kearifan lokal. Jangan sampai kehadiran jalan tol justru membuat warga sekitar jatuh miskin dan kehilangan mata pencaharian. "Termasuk kepentingan petani pemilik lahan bahkan buruh tani yang terkena dampak pembangunan proyek jalan tol harus diakomodir dan difikirkan nasibnya," kata Kepala Lab Transportasi Unika Soegijopranoto Semarang Djoko Setijowarno kepada BertaTrans.com di Jakarta, Selasa (13/11/2018).Dikatakan, jangan sampai nantinya terkesan pembangunan jalan tol menghilangkan mata pencaharian petani penggarap. "Masih banyaknya kepala daerah yang bersemangat membangun jalan tol mesti terkadang daerahnya kurang mendukung," kritik Djoko. Fenomena ini, menurut dia, menandakan kepala daerah belum peduli dengan layanan transportasi umum. "Perlu disimak, hingga sekarang belum pernah ada kepala daerah yang mengeluhkan kondisi transportasi umumnya di daerah yang kian merana dan menuju kepunahan," sebut Djoko.Slogan Kampanye Pembangunan angkutan umum, papar dia, jangan hanya menjadi slogan dan materi kampanye Pilkada atau Pemilu DPR/ DPRD. "Fenomena itu terus terjadi dan kembali berulang setiap menjelang pilkada atau pemilu tiba," sebut Djoko."Tapi setelah menjabat atau menjadi anggota DPR/D, hampir tak ada pejabat di daerah yang merealisir membangun angkutan umum yang baik dan lebih manusiawi," kilah Djoko.Sebaliknya, kritik dia, saat ada pembangunan proyek fisik seperti jalan tol, bandara, pelabuhan dan lainnya banyak kepala daerah yang serius mendukung bahkan terlibat di dalamnya."Kalau proyek infrastruktur fisik ada "keuangan" yang diperoleh. Sebaliknya, untuk membangun angkutan umum di daerahnya justru harus keluar modal, paling tidak dari APBD masin-masing," sebut Djoko.Paradigma "wani piro" harus secepatnya dihilangkan dalam proses pembangunan di negeri ini, termasuk saat membangun infrastuktur transportasi seperti jalan tol, jembatan, pelabuhan, bandara dan lainnya."Kepentingan bangsa dan negara, terutama warga sekitar proyek harus difikirkan. Mereka harus tetap bertahan hidup, bahkan bisa lebih baik lagi," tegas Djoko. (helmi)