Rektor IPB Jelaskan Smart Coastal Management kepada Menteri Edhy Prabowo

  • Oleh :

Selasa, 12/Nov/2019 13:59 WIB


JAKARTA (BeritaTrans.com) - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo bertemu dengan Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).Dalam kesempatan itu Rektor IPB hadir bersama sederet civitas akademika seperti guru besar, dosen, peneliti, dan ahli-ahli di bidang kelautan dan perikanan. Sementara itu, Menteri Edhy didampingi sederet pejabat Eselon I KKP. Pertemuan pada Senin (11/11/2019) tersebut bertujuan untuk sharing knowledge dari akademisi terkait keilmuan dan inovasi teknologi yang dibutuhkan dalam pengembangan sektor kelautan dan perikanan. Arif Satria menyebutkan, sejak 2015 hingga saat ini dunia telah memasuki era agro maritime 4.0 yang berbasis pada agropreneur dan self learning.Pengembangan di sektor ini memanfaatkan artificial intelligent/AI (kecerdasan buatan), drone, big data, digital, robotik, smart precision, smart fishing, dan sebagainya yang memiliki sifat realtime, presisi, dan multifungsi, serta kemampuan pemasaran secara langsung.Arif juga mengatakan, semua teknologi tersebut berperan penting dalam pengelolaan kelautan dan perikanan, misalnya big data.Kalau kita melakukan survei secara manual, korespoden kita terbatas. Untuk itu kita butuh big data. Kalau kita punya data yang kuat, sisi data yang luar biasa, saya pikir akan memudahkan dalam merumuskan kebijakan-kebijakan, tuturnya. Adapun menurutnya, pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan negara harus dilakukan secara presisi, akurat, tanpa limbah (zero waste), dan mengacu pada konsep blue economy. Selain itu, pemanfaatan teknologi dan informasi serta pendidikan inovatif perlu digalakan. Tak lupa, Arif juga memperkenalkan beberapa inovasi teknologi yang dapat dimanfaatkan di sektor kelautan dan perikanan. Inovasi teknologi tersebut di antaranya drone permukaan laut, smart coastal management, alat pelacak kapal perikanan (TrekFish), pemantau ekosistem terumbu karang (underwater televisual system/UTS), sistem peringatan dini untuk masyarakat pesisir/nelayan terkait cuaca, AI untuk mengidentifikasi spesies dan kesehatan terumbu karang, atraktor cumi-cumi, rumpon portable, pertanian laut dan peternakan laut (sea farming and sea ranching), akuakultur cerdas dalam produksi belut, Swarm-Ship untuk pengawasan illegal fishing, dan sebagainya.Kita harus mendorong proses percepatan transformasi masyarakat perikanan kita menuju 4.0 secara adil karena mau tidak mau, kita akui bahwa pembudidaya ikan kita, nelayan kita sebagian masih menggunakan konsep lama, ujarnya.Oleh karena itu, ia menilai socio-technopreneur yang menggabungkan konsep sociopreneur dan technopreneur perlu didorong.Sociopreneur itu orang-orang yang mampu memanfaatkan inovasi untuk kebutuhan masyarakat. Sedangkan technopreneur itu orang-orang yang mampu membuat inovasi teknologi di bidang bisnis. Inovasi ini untuk pembudidaya ikan, nelayan, dan petani harus kita persiapkan dari sekarang. Kita harus persiapkan generasi milenial untuk menjadi pelaku-pelaku tangguh di bidang budidaya ikan maupun penangkapan, tutupnya. (bondan).

Tags :