DAMRI Akan Tambah Lagi 50 Bus Layani Bandara Kualanamu

  • Oleh :

Kamis, 15/Agu/2013 13:35 WIB


JAKARTA (beritatrans.com) - Manajemen Perum DAMRI berencana mendatangkan lagi 50 bus medium kelas eksekutif untuk memperkuat layanan ke Bandara Kualanamu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.Direktur Utama Perum DAMRI Ir. H. Agus Suherman Subrata, MBA, mengutarakan penyiapan puluhan bus itu dimaksudkan sebagai antisipasi terus meningkatnya permintaan layanan dari dan ke Bandara Kualanamu."Data memperlihatkan jumlah penumpang terus meningkat sejak 25 Juli, bus kami melayani di dua rute yakni Bandara - Carrefour, Medan, dan Bandara - Terminal Amplas, Medan. Peningkatan ini karena kami menyediakan bus eksekutif yang dilengkapi layanan wifi, juga tarifnya jauh lebih murah ketimbang tarif kereta maupun taksi," jelasnya kepada beritatrans.com, Kamis (15/8/2013).            Mengenai tarif, dia mengutarakan masih tetap Rp15.000/penumpang. "Kami serahkan sepenuhnya kepada Pemprov Sumatera Utara, apakah tarif itu akan disesuaikan atau tidak seiringan dengan penambahan investasi DAMRI di rute bandara tersebut," ujar Agus didampingi Direktur Keuangan I Ketut Mudita, Direktur Usaha Sarmadi Usman, Direktur Teknik Bagus Wisanggeni dan Sekretaris Perusahaan Ali Umar.Direktur Utama Perum DAMRI berterima kasih kepada masyarakat Sumatera Utara yang terus memercayai bus DAMRI sebagai alat transportasi. "Karena itu, kami mengajak masyarakat untuk ikut menjaga dan mengembangkan pelayanan armada Perum DAMRI," harapnya.1.500 PENUMPANGSecara terpisah, Kepala Perum DAMRI UBK Medan, Drs M Basri Mubin, mengungkapkan setiap hari jumlah penumpang sudah mencapai 1.500 orang. "Trennya memang meningkat terus. Alhamdulillah," cetusnya.Sejauh ini, dia mengemukakan Perum DAMRI baru mengoperasikan 12 armada di dua rute, dengan headway (jarak antar bus) sekitar 30 menit. "Sedangkan waktu tempuhnya sekitar 1,5 jam. Kalau jalan tol sudah jadi, maka waktu tempuh ini bisa berkurang," tuturnya.Jumlah armada yang dioperasikan, Basri menjelaskan akan terus bertambah seiringan dengan selesainya bus dari karoseri. "Keterlambatan pengoperasian seluruh bus karena mepetnya waktu tender dan pengadaan. Tender selesai Juni 2013. Lalu baru diadakan sebulan kemudian. Padahal mesti beroperasi sejak 25 Juli 2013," ujarnya. (aw).