Pelabuhan Indonesia Masih di Peringkat 89 dari 148 Negara

  • Oleh :

Minggu, 03/Agu/2014 23:10 WIB


JAKARTA (beritatrans.com) - Tingkat pelayanan pelabuhan di Indonesia masih berada di peringat ke-89 dari 148 negara di dunia. Penilaian ini berdasarkan laporan The Global Competitiveness Index 2013-2014 yang dikeluarkan oleh World Economic Forum."Sebagai perbandingan, Malaysia peringkat ke-24 dan Thailand ke-56," kata Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi di Jakarta, Minggu (3/8/2014).Menurut Setijadi, masih rendahnya peringat pelabuhan Indonesia dibandingkan dengan negara-negara tetangga tersebut akibat kondisi infrastruktur pelabuhan-pelabuhan di Indonesia yang tidak bisa mendukung peningkatan arus barang. Akibatnya pertumbuhan volume barang yang melalui pelabuhan-pelabuhan di Indonesia masih rendah.Rata-rata pertumbuhan volume kargo domestik yang dimuat di lima pelabuhan utama Indonesia seperti Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Balikpapan, dan Makassar dalam lima tahun terakhir hanya sebesar 3,49% per tahun. Bahkan, volume kargo yang dibongkar turun rata-rata sebesar 0,43% per tahun. Peningkatan volume yang signifikan hanya terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok, yaitu peningkatan kargo yang dimuat sebesar 12,56% per tahun dalam periode tersebut."Pada tahun 2013, jumlah kargo domestik yang dimuat di kelima pelabuhan utama tersebut sebesar 35,6 juta ton, sedangkan total volume barang yang dibongkar sebesar 43,8 juta ton," kata Setijadi.Menurutnya, rendahnya pertumbuhan arus barang melalui pelabuhan-pelabuhan terutama disebabkan oleh kinerja pelabuhan-pelabuhan yang terkendala oleh kondisi infrastruktur. Kedalaman kolam beberapa pelabuhan di Indonesia, misalnya, hanya sekitar 6 meter, sehingga kapal berukuran besar tidak bisa berlabuh di pelabuhan tersebut. Sedangkan pelabuhan-pelabuhan di Singapura dan Malaysia rata-rata memiliki kedalaman kolam lebih dari 16 meter. Selain itu, dermaga pelabuhan di Indonesia relatif pendek."Kendala lainnya adalah fasilitas kepelabuhanan, terutama jumlah dan kapasitas peralatan bongkar muat yang secara teknis sudah tidak memadai," ujarnya. (aliy)