STPI Mendidik Pilot Profesional Masa Depan

  • Oleh :

Jum'at, 19/Sep/2014 15:02 WIB


JAKARTA (beritatrans.com)--Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) tahun 2014 genap berusia 60 tahun. Berbagai prestasi pernah dicatat dengan tinta emas, termasuk para alumni yang berhasil mengarungi belahan dunia mengukir prestasi dan tetap membawa almamater STPI.Program perkuliahan makin disempurnakan sesuai dinamika serta kebutuhan di masyarakat. Fasilitas dan tenaga pengajar di STPI kian canggih sesuai standard kelas international. Kini, tercatat ada 1.400 taruna-taruni yang belajar di STPI. Mereka dididik oleh 118 dosen serta dibantu puluhan instruktur professional termasuk mereka dari TNI/ Polri, ujar Ketua STPI Ir.Yurlis Hasibuan menjawab beritatrans.com di Jakarta, Jumat (19/9).Para taruna berasal dari seluruh wilayah di Tanah Air setelah lolos seleksi ekstra ketat. Dipastikan, semua taruna-taruni STPI adalah putra terbaik Indonesia dan merupakan calon pewaris Indonesia di masa mendatang. Mereka didik dalam satu wadah, dengan system dan SDM sama, untuk menjadi perwira transportasi profesional masa depan. Siapun dia, kalau lolos masuk STPI adalah yang terbaik. Mereka lolos seleksi baik tes akademik, bakat dan minat serta kemampuan sesai jujuran yang mereka piloh di STPI. Para taruna itulah sosok calot pilot profesional masa depan, jelas Yurlis.STPI Curug memiliki 4 (empat) jurusan pendidikan, yaitu Jurusan Penerbang, Jurusan Teknik Penerbangan, Jurusan Keselamatan Penerbangan dan Jurusan Manajemen Penerbangan. Setiap jurusan pendidikan terbagi dalam beberapa program studi sesuai dengan minat dan bakat peserta pendidikan dan pelatihan, terang mantan Direktur Kelaikan dan Sertifikasi Udara Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub itu.Para taruna-taruni selama pendidikan hidup di asrama dan diawasi ketat para instruktur dan Pembina taruna (bintar). Hidup mereka terjadwal dan terencana dengan pasti sejak bangun tidur sampai tidur lagi. Sejak awal, mereka dikondisikan hidup tertib, disiplin dan siap diterjun dalam kondisi paling buruk sekalipun. Dalam menghadapi medan tugas yang paling berat sekaligus, mereka harus tetap eksis bahkan bisa mencari solusi yang terbaik dan selamat baik dia atau orang-orang di sekitarnya. Mereka adalah calon perwira transportasi profesional, baik pilot atau ATC. Mereka harus bisa bekerja dan mengawal serta menegakkan aturan keselamatan transportasi, papar mantan Kapusdiklat Aparatur Perhubungan BPSDM itu lagi. Dalam semboyan di dunia penerbangan disebutkan, Ruang udara memang sangat luas. Tapi tak ada sedikitpun space untuk kesalahan disana. Itulah sesanti yang harus dipegang teguh, dihayati dan diamalkan dalam kehidupan seorang penerbangan. Bekerja di udara, jika sampai lengah apalagi salah maka nyawa taruhannya. Bukan hanya dia, tapi juga seluruh pesawat berikut penumpang yang dibawahnya. Itulah sebabnya, pilot tidak boleh salah atau lengah, karena nyawa taruhannya, tegas Yurlis.(helmi)