Disnav Cilacap & Menara Suar Cimiring Yang Melegenda

  • Oleh : an

Minggu, 08/Nov/2015 07:17 WIB


CILACAP (BeritaTrans.com) Kantor Distrik Navigasi (Disnav) Kelas III Cilacap memiliki wilayah kerja yang cukup luas dan menantang. Mulai dari Sukabumi di Jawa Barat, selutuh pantai Selatan Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan berakhir di Pacitan Jawa Timur. Area tugas yang membentang luas di pantai selatan Jawa itu cukup unik, yang masih kental dengan mistik Jawa khususnya Legenda Nyai Roro Kidul. Tapi, wilayah perairan yang terkenal dengan ombak ganas itu harus dijaga, dan seluruh sarana bantu navigasi pelayaran (SBNP) harus dipastikan tetap berfungsi optimal.Nuansa mistis yang dikenal dengan Legenda Nyi Roro Kidul menjadi keseharian petugas Mensu Cimiring. Para petugas tetap tidak berani memakai baju hijau, ikut sedekah laut dan lain sebagainya yang menjadi ritual rutin warga Cilacap, khususnya di bulan Muharram atau Syuro, dalam almanak Jawa.Bahkan, ada salah satu rumah dinas yang dibangun Belanda di Kompleks Mensu Cimiring sampai sekarang tak bisa dihuni. Kadang-kadang ada suara memanggil, tapi tak kelihatan orangnya. Bahkan, ada petugas mensu yang kesurupan saat menjaga Mensu Cimiring itu.Tak tahu kita. Yang pasti, ada nuansa beda dan mistis serta cenderung menakutkan jika masuk ke rumah tua itu. Akhirnya, para penjaga mensu harus dibangunan rumah baru tak jauh dari rumah yang konon dihuni oleh Noni Belanda itu, ungkap Kakel SBNP Mensu Cimirig, Nusa Kambangan, Haryono kepada reporter BeritaTrans.com dan Tabloid BeritaTrans, Iskandar Helmi, dalam perjalanan ke Mencu Cimiring itu.tmp_12198-IMG-20151108-WA00032109724842Mereka bertugas menjaga dan mengamankan delapan menara suar (mensu) dan puluhan dan rambu suar (ramsu) yang totalnya mencapai 138 unit. Tapi hanya mensu yang harus dijaga petugas, antara 3-5 orang setiap mensu. Karena keterbatasan personel, hanya mensu utama yang dijaga lima orang petugas selama 24 jam sehari.Kantor Disnav Cilacap, yang dipimpin Drs. Muchsanuddin, MM, itu hanya diperkuat sekitar 130 personel, termasuk 34 orang kelompok penjaga Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) atau lebih dikenal dengan penjaga mensu. Selain itu masih ada puluhan rambu suar yang tersebar di wilayah yang membentang di empat provinsi di Pulau Jawa itu.Dalam penelusuran BeritaTrans.com dan Tabloid BeritaTrans bersama Kepala Kelompok Penjaga SBNP (Kakel SBNP) dan lima personel penjaga SBNP atau Menara Suar terjauh dan terekstrim di Menara Suar Cimiring, bagian timur Pulau Nusa Kambangan, Sabtu (7/11/2015) membuktikan bahwa menjaga menara suar adalah Pahlawan Keselamatan Transportasi Pelayaran yang tiada duanya.PENINGGALAN BELANDAMensu Cimiring dibangun oleh pemerntah kolonial Belanda. Data yang tercatat di Mensu Cimiring menyebutkan, pembangunan selesai tahun 1857. Mensu ini dilengkapi dengan lampu dan type pesawat BBT Paris dengan konstruksi bangunan beton. Tinggi menara 8 meter di atas bukit, dengan elevasi 178 meter. Mensu Cimiring didukung mesil diesel (MD) dengan kekuatan 23 HP, untuk mendukung operasional mensu terutama di malam hari.Menara Suar Cimiring berada di daerah remote atau terpencil. Jauh dari pemukiman warga bahkan butuh waktu perjalanan berjam-jam untuk mencapai Mensu Cimiring. Penjaga Mensu Cimiring dibawah pimpinan Teknisi Manara Suar (TMS) Slamet Riyadi dan empat anggotanya harus bertugas selama tiga bulan, tukas Haryono.Mereka penjaga Mensu Cimiring itu baru aplus tanggal 1 November 2015 kemarin. Jadi, mereka relatif baru memulai masa kerja di Mensu Cimiring untuk jangka waktu tiga bulan mendatang. Menjaga Mensu Cimiring semula enam bulan sekali, kemudian diturunkan menjadi empat bulan. Di bawah pimpinan Kadisnav Cilacap Drs. Muhsanuddin,MM, waktu menjaga suar kembali diturunkan menjadi tiga bulan, karena beban dan tantangan tugas yang cukup berat, papar Haryono.Tiga bulan mereka harus menjaga Mencu Cimiring, Nusa Kambangan. Berat memang berat, tapi itulah tugas dan tanggung jawab mereka sebagai penjaga Mensu Cimiring. Tugas untuk menjaga lampu suar tetap menyala tetap dijalamkan, dan para nakhoda bisa berlayar dengan aman dan selamat terutama menuju Pelabuhan Tanjung Intan, Cilacap, jelas Haryono.Tugas mulia penjaga Mencu Cimiring butuh perjuangan dan tekat kuat. Mereka harus menjaga mensu demi keselamatan pelayaran khususnya kapal-kapal tanker, batubara serta kapal yang mengangkut bahan baku gula rafinasi yang keluar masuk alur pelayaran di Pelabuhan Tanjung Intan, Cilacap Jawa Tengah. Selain itu juga para nelayan khususnya warga Cilacap dan sekitarnya, papar Haryono, yang putra asli Karanganyar, Jawa Tengah itu.Petugas Mensu Cimiring tetap menjalankan tugas dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab pada keselamatan pelayaran. Modal mereka hanya tekad menunaikan tugas demi keselamatan pelayaran. Tanpa tekad dan pengabdian yang kuat, mereka tak akan mampu menjalankan tugas berbuan-bulan di daerah terpencil itu, sebut Haryono yang diamini TMS Cimiring, Slamet Riyadi itu.Kerja di Mensu Cimiring jauh dari orang bahkan pengawasan pimpinan. Hanya sesekali pimpinan datang menjenguk dan mengawasi kerja tim Kakel Mencu Cimiring. Jika mereka malas, bisa tidur sepanjang hari bahkan lari meninggalkan Mensu Cimiring karena atasan tak bisa mengawasi secara ketat. Tapi, semua itu tidak dilakukan dan penjaga Mensu Cimiring tetap menunaikan tugas dengan penuh tanggung jawab. Mereka itu, rata-rata sudah 10 tahun lebih menjaga mensu, baik di Mensu Cimiring atau mensu lain di Tanah Air, tambah Slamet Riyadi.(helmi)