Pakar: Banjir Di Tol Jakarta-Cikampek Jadi Pelajaran

  • Oleh : an

Kamis, 18/Feb/2016 20:01 WIB


JAKARTA (BeritaTrans.com) - Ketika Tol Jakarta-Cikampek diresmikan operasi tahun 1990, sepanjang tol tersebut masih jarang ditemui rumah penduduk. Yang ada si sepanjang bantara tol Cikampek hanya lahan sawah masih cukup luas. Juga hutan masih ada.Sekarang ssudah menjadi hutan beton dan sawah pabrik. Daerah resapan hilang, kawasan perumahan yang dibangun kurang pengawasan terhadap kerusakan lingkungan, kata Kepala Lab Transportasi Unika Soegijopranoto Semarang Djoko Setijowarno, ST, MT kepada BeritaTrans.com di Jakarta, Kamis (18/2/2016).Selang 35 tahun berlalu, lanjut Djoko, kini timbul banjir yag menggenang tol Jakarta-Cikampek tersebut. Dampaknya, arus lalu lintas macet dan memicu kerugian yang luas biasa, khususnya pelaku jasa transportasi darat khususnya yang melintasi ruas Tol Jakarta-Cikampek.Jika tidak mau kejadian serupa terulang di ruas Tol Trans Jawa, mulailah sekarang menjaga lingkungan sepanjang tol agar tidak berubah fungsi, jelas Djoko.Menurutnya, tetapkan kawasan sepanjang bantara tol sebagai kawasan hutan dan lahan produktif. Dampak ikutannya, agar penduduk setempat juga masih tetapi senang menjadi petani hingga turunannya. Kondisi tersebut seharusnya dijaga dan dipertahankan. Tidak berubah, mesti dilewati jalan tol, kilah Djoko.Produksi lahan produktif masih tetap terjaga, dan lingkungan tetap asri. Tetapkan kawasan strategis sepanjang tol untuk kawasan produktif tidak boleh ada perubahan tata guna lahan. Oleh karenanya, perlu ada Peraturan Pemerintah (PP) yang tetapkan itu, terang Djoko.Jika tidak, menurut dia, kejadian yang sama akan berulang. Pulau Jawa akan jadi Pulau Laut. Pada musim panas kekeringan, sebaliknya di musim hujan kebanjiran bahkan semakin parah, tegas Djoko.(helmi)