Djoko: Butuh Keseriusan Pemerintah Wujudkan Fasilitas Transportasi Berkelanjutan

  • Oleh : an

Kamis, 15/Sep/2016 22:31 WIB


JAKARTA (Beritatrans.com) - Pakar Tranposrtasi Unika Soegijapranata Semarang, Djoko Setijowarno menyatakan dibutuhkan keseriusan pemerintah dalam mewujudkan fasilitas transportasi yang berkelanjutan. Selain itu juga perlu kampanye atau sosialisasi berkelanjutan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan keselamatan transportasi di Tanah Air.Transportasi umum merupakan cermin wajah kota dan birokrat serta sebagai kebutuhan bukan komoditas. Oleh karenanya, perlu kampanye secara menyeluruh dengan melibatkan banyak pihak untuk meningkatkan keselamatan berlalu lintas di Tanah Air, kata Djoko Setijowarno saat dikonfirmasi Beritatrans.com, kamis (15/9/2016) malam.Sebelumnya, Djoko Setijowarno menjadi pemateri seminar seminar Fikih Keselamatan Berlalu Lintas yang digelar Sat Lantas Polres Cilacap. Sedang nara sumber lainnya adalah Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Tengah, Kombes Herukoco dan Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof. Yudian Wahyudi.Menurut Yudian, fikih lalu lintas selaras dengan tujuan hidup Islam. Untuk mningkatkan keselamatan lalu lintas, semua pihak harus dilibtakan, termasuk ulama dan tokoh masyarakat. Dalam kesempatan itu juga dilakukan deklarasi keterlibatan Kelompok Kerja Penyuluh Kabupaten Cilacap dalam kampanye keselamatan lalu lintas.Ditambah Djoko, kampanye keselamatan berlalu lintas perlu terus digalakkan, ke seluruh komponen masyarakat. Hal itu perlu dilakukan dengan melibatkan banyak seperti pemerintah, Polri, akadsemisi, tokoh agama dan tokoh masyarakat. "Dengan melibatkan semua pihak, hasilnya akan lebih optimal," tandas Djoko.Sementara, Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Tengah, Kombes Herukoco mengatakan, keberadaan tokoh agama khususnya para penyuluh di Kabupaten Cilacap, diyakini efektif untuk turut berperan menyampanyekan keselamatan dan ketertiban lalu lintas.Dijelaskan Kombes Herukoco, dalam Rencana Umum Nasional Keselamatan (RUNK) ditargetkan jumlah korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas pada tahun 2020, turun 20 % dari angka 2010 di seluruh wilayah di Indonesia.Untuk ini dibutuhkan upaya komprehensif dari semua pihak dengan memanfaatkan semua potensi, termasuk tokoh alim ulama yang menjadi panutan di masyarakat, katanya seperti dikutip rri.online.Lebih lanjut, kata dia, tokoh agama merupakan sosok yang dihormati sehingga diharapkan peran mereka ikut mengampanyekan keselamatan lalu lintas mampu menurunkan angka kecelakaan dan korban lalu lintas.Kami merekomendasikan para tokoh agama untuk menyisipkan pesan-pesan keselamatan lalu lintas melalui tausiyah, ceramah keagamaan, khutbah, dan media lain dalam rangka mengubah perilaku masyarakat untuk lebih tertib dan patuh di jalan raya imbuhnya.Sementara itu dalam kajian fikih, menurut Yudian, kampanye keselamatan itu melekat dalam setiap diri umat Islam. Hal itu merupakan bagian dari melaksanakan kewajiban agama dalam rangka menyelamatkan nyawa, agama, harta, keturunan, dan kehormatan tukas dia.Dalam ushul fikih tersebut ditemukan kesamaan tujuan yang hendak dicapai Undang-undang Lalu Lintas dengan hukum Islam yang mengatur umatnya berlalu lintas tegas Yulian.(helmi/rri)