Oleh :
BANDUNG(BeritaTrans.com)-Berdasarkan data ekonomi Indonesia 3 tahun terakhir, Supply Chain Indonesia (SCI) memproyeksikan sektor logistik Indonesia akan tumbuh sebesar 12,73% pada 2020 dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 993,9 triliun. Sementara, subsektor transportasi diprediksi akan tumbuh 8,20% dan subsektor pergudangan tumbuh sebesar 11,27%, kata Setijadi, Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) dalam siaran persnya, Minggu (15/3/2020).Namun, katanya, proyeksi tahun 2020 itu akan terkoreksi karena wabah Covid-19 yang berdampak signifikan terhadap perdagangan dan aktivitas logistik dunia termasuk Indonesia.Dampak terhadap perekonomian Indonesia cukup tinggi karena 27% impor non migas dari Tiongkok dan 16,7% ekspor Indonesia ke Tiongkok. Secara umum, per Januari 2020 ekspor Indonesia turun 3,75% dan impor turun 4,78%.Dalam rilis bulan Februari 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kontribusi kelompok lapangan usaha transportasi dan pergudangan (sektor logistik) terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2019 sebesar Rp 881,7 triliun atau 5,57% dari PDB yang bernilai Rp 15.833,9 triliun. BPS mengelompokkan sektor logistik mencakup subsektor transportasi per moda, yatu rel, darat, laut, udara, serta sungai, danau, dan penyeberangan. Sektor logistik juga mencakup pergudangan (pergudangan dan jasa penunjang angkutan, serta pos dan kurir). Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi menyatakan bahwa sektor logistik Indonesia pada tahun 2019 bernilai sebesar 881,66 triliun yang berarti mengalami kenaikan 10,51% dari tahun sebelumnya. Tingkat pertumbuhan tersebut lebih tinggi dari tahun sebelumnya sebesar 8,52%.Pada tahun 2019, sub sektor transportasi berkontribusi sebesar Rp 728,55 triliun yang berarti mengalami pertumbuhan sebesar 9,29%. Analisis SCI menunjukkan subsektor transportasi Indonesia pada 2019 didominasi angkutan darat (jalan) dengan kontribusi Rp 390,8 triliun (53,64%), diikuti angkutan udara Rp 257,7 triliun (35,37%). Angkutan-angkutan lainnya memberikan kontribusi rendah, yaitu angkutan laut Rp 50,6 triliun (6,94%); angkutan sungai, danau, dan penyeberangan Rp 17,4 triliun (2,39%), dan angkutan rel Rp 12,1 triliun (1,66%). Angkutan darat berkontribusi tertinggi, namun tingkat pertumbuhan tertinggi pada tahun 2019 adalah pada angkutan rel (15,57%) dan angkutan laut (12,12%). Angkutan darat (jalan) tumbuh sebesar 10,36%; angkutan sungai, danau, dan penyeberangan sebesar 6,64%; serta angkutan udara sebesar 6,96%Analisis SCI juga menunjukkan subsektor pergudangan pada 2019 tumbuh sangat tinggi sebesar 16,69% menjadi Rp 153,1 triliun. Pada 2018, pertumbuhannya hanya 9,61% dengan kontribusi sebesar Rp 131,2 triliun. (wilam)